Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BOM BOSTON: Raja Arab Saudi Kutuk Pelaku Pemboman

BISNIS.COM, DUBAI-Raja Arab Saudi Abdullah Selasa mengutuk pemboman kembar di Boston, Amerika Serikat, yang menewaskan sedikitnya tiga orang sebagai tindakan "teroris yang memalukan".

BISNIS.COM, DUBAI-Raja Arab Saudi Abdullah Selasa mengutuk pemboman kembar di Boston, Amerika Serikat, yang menewaskan sedikitnya tiga orang sebagai tindakan "teroris yang memalukan".

 

Raja Abdullah juga menegaskan tidak ada agama yang membenarkan serangan seperti itu terhadap warga sipil.

Presiden AS Barack Obama menyatakan pemboman Senin yang menargetkan Marathon Boston sebagai satu "tindakan teror" dan para peneliti mengatakan tidak ada bahan peledak tambahan yang telah ditemukan selain dua yang meledak di dekat garis finish. Link video: http://youtu.be/iLZAjV6HM4U

"Kami sedih dengan berita yang kami terima tentang ledakan di Boston dan kematian serta luka-luka yang mereka sebabkan," kata Kantor Berita Negara SPA mengutip Raja Abdullah dalam satu pesan belasungkawa yang dikirim kepada Presiden Obama.

"Kami mengutuk tindakan memalukan ini, aksi teroris yang biasa menargetkan orang-orang tak bersenjata dan tidak bersalah, kita menegaskan bahwa beberapa kejahatan ... di balik tindakan ini mencerminkan tak seorangpun dari mereka beragama, beretika atau nilai-nilai yang menerima ini," tambahnya.

Arab Saudi, eksportir minyak terbesar di dunia dan tempat kelahiran Islam, adalah sekutu regional AS dalam menghadapi gelombang serangan Al-Qaida, serangan terhadap fasilitas pemerintah dan perumahan bagi pekerja asing, yang menewaskan puluhan orang antara tahun 2003-2006.

Sebagian besar penyerang yang melakukan serangan 11 September 2001 terhadap Amerika Serikat adalah warga negara Saudi.

Satu penyelidikan awal terhadap bom kembar Boston Senin dan satu penyelidikan apartemen berakhir dengan para sumber penegak hukum mengatakan bahwa seorang mahasiswa Arab Saudi yang terluka dalam ledakan kemungkinan besar akan dibersihkan dari kecurigaan.

"Tidak ada yang telah ditangkap," kata Komisaris Polisi Boston Ed Davis kepada wartawan pada Selasa pagi.

Kemudian pada malamnya di Washington, Menteri Keamanan Dalam Negeri AS Janet Napolitano mengatakan tidak ada indikasi bahwa ledakan bom itu adalah bagian dari persekongkolan yang lebih luas.(antara/reuters)


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Yusran Yunus
Editor : Yusran Yunus
Sumber : Newswire
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper