BISNIS.COM, WASHINGTON—Presiden Amerika Serikat (AS) Barack Obama mengajukan rancangan anggaran negara sebesar US$3,8 triliun, yang mencakup kenaikan pajak dan reformasi anggaran tunjangan sosial, kepada Kongres pada Rabu (10/4).
Proposal ini bertujuan menggantikan kebijakan pemangkasan anggaran yang dimulai sejak awal Maret 2013. Gedung Putih mengatakan rancangan anggaran baru akan mengurangi defisit fiskal sebesar US$1,8 triliun dalam 10 tahun kedepan.
Defisit dipangkas melalui tambahan pajak bagi orang kaya dan mengurangi sejumlah pos anggaran, termasuk tunjangan sosial. Untuk pertamakalinya Obama mengajukan perubahan kalkulasi biaya hidup bagi penerima Jaminan Sosial dan wajib pajak.
Dengan usulan, yang dapat membuat pertumbuhan anggaran untuk tunjangan sosial melambat dan jumlah wajib pajak bertambah itu, Obama berharap anggota parlemen dari Partai Republik tidak memperpanjang perdebatan mengenai anggaran.
“Jika mengenai pengurangan defisit, saya sudah memenuhi lebih dari separuh permintaan Republikan. Saya menantang Republikan untuk menunjukkan bahwa mereka serius soal defisit dan utang seperti yang mereka selalu klaim,” kata Obama di Gedung Putih.
Pengajuan rancangan fiskal 2014 oleh pemerintah telah terhambat oleh penolakan Republik atas kenaikan pajak pendapatan dan kritik anggota parlemen dari Partai Demokrat terhadap pemotongan Jaminan Sosial.
Pemerintah menargetkan defisit anggaran federal untuk tahun fiskal depan yang dimulai pada 1 Oktober 2013 akan mencapai US$744 miliar atau 4,4% terhadap produk domestik bruto (PDB).
Kantor Manajemen dan Anggaran menargetkan defisit untuk tahun fiskal ini akan mencapai US$973 miliar atau 6% terhadap perekonomian. Dalam proposal anggarannya, Obama menargetkan defisit turun menjadi 2,8% terhadap PDB pada 2016 dan 1,7% pada 2023.
Pemerintah juga memangkas target pertumbuhan ekonomi AS untuk tahun ini menjadi 2,3%, sama dengan pertumbuhan tahun lalu dan turun dari target yang disampaikan pada Juli 2012 yakni 2,7%.
Untuk 2014, pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi sebesar 3,2%. Adapun para ekonom swasta yang disurvei Bloomberg memprediksi pertumbuhan sebesar 2% untuk 2013 dan 2,7% untuk 2014.
“Asumsi ekonomi yang sebelumnya dari pemerintah sudah sedikit out of date, meskipun masih lebih tinggi dibandingkan proyeksi swasta,” kata Alan Krueger, chairman Dewan Penasehat Ekonomi. (Bloomberg/if)