BISNIS.COM, PARIS--Serangan udara Suriah ke wilayah Lebanon dikutuk Prancis dan menyatakan bahwa pasukan Presiden Bashar al-Assad telah melakukan pelanggaran serius terhadap kedaulatan Lebanon.
"Serangan udara itu, yang dilancarkan oleh Angkatan Bersenjata rejim Suriah di wilayah Lebanon, di daerah Ersal, merupakan pelanggaran baru dan serius kedaulatan Lebanon," kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Philippe Lalliot di dalam satu pernyataan, sebagaimana dikutip Reuters --yang dipantau Antara di Jakarta, Selasa (19/3/2013).
Prancis, yang mengirim tentara sebagai bagian dari pasukan pemelihara perdamaian PBB, mendorong mitranya di Uni Eropa agar mencabut embargo senjata terhadap gerilyawan Suriah.
Pesawat-pesawat tempur Suriah Senin membomi utara Lebanon untuk pertama kalinya, kata seorang pejabat tinggi AS menegaskan, dan mengecam langkah itu sebagai "eskalasi yang signifikan" dari konflik.
"Kami dapat mengonfirmasi ... bahwa jet-jet dan helikopter-helikopter rezim melakukan tembakan roket ke Lebanon utara, berdampak pada Wadi al-Khayl, dekat kota perbatasan Arsal," kata Juru Bicara Departemen Luar Negeri AS Victoria Nuland kepada wartawan.
"Ini merupakan eskalasi yang signifikan dalam pelanggaran kedaulatan Lebanon dan bahwa rezim Suriah telah bersalah. Ini jenis pelanggaran kedaulatan yang benar-benar tidak dapat diterima."
Dia mengingatkan bahwa resolusi-resolusi Damaskus PBB menyerukan rasa hormat kepada kedaulatan dan wilayah Lebanon.
Lebanon secara terbuka berkomitmen untuk tetap netral dalam kekerasan melanda Suriah, tetapi konflik tersebut telah memperburuk ketegangan dan ada tumbuh kekhawatiran itu bisa meluas ke negara itu.
Duta Besar AS untuk Lebanon, Maura Connelly, telah melakukan kontak dengan Pemerintah Lebanon, kata Nuland menambahkan.
Seorang pejabat militer Lebanon berpangkat tinggi mengatakan kepada AFP, bahwa empat rudal telah ditembakkan oleh pesawat tempur Suriah di daerah itu, yang terdiri pegunungan gurun, yang pengamat katakan adalah tempat yang ideal untuk penyelundupan senjata dan aliran pejuang melintasi perbatasan. Foto: Reuters