Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

HEADLINE MEDIA: Harga pangan Indonesia makin mahal hingga limbah B3 tambang

BISNIS.COM, JAKARTA—Informasi beragam dipilih sejumlah media cetak pada hari ini, Jumat (15/3) sebagai fokus pemberitaan mereka, mulai dari harga pangan yang paling mahal hingga bahan beracun berbahaya sektor tambang.

BISNIS.COM, JAKARTA—Informasi beragam dipilih sejumlah media cetak pada hari ini, Jumat (15/3) sebagai fokus pemberitaan mereka, mulai dari harga pangan yang paling mahal hingga bahan beracun berbahaya sektor tambang.

Standar pelaporan

Langkah kebijakan otoritas jasa keuangan (OJK) untuk menerapkan standar pelaporan keuangan internasional (national financial reporting standard /IFRS) bagi industri asuransi kembali plin-plan.

Pasalnya, lembaga superbody itu masih akan mengkaji kembali kebijakan tersebut.( Neraca)

Investasi emas

Satu peresatu, status gagal bayar produki investasi emas muncul ke permukaan.

Kasus PT Golden Trading Indonesia Syariah (GTIS) dan PT Raihan Jewellery belum rampung, kini muncul PT Lautan Emas Mulia (LEM) yang disebut-sebut telah wanprestasi alias gagal membayar bonus kepada investor. (Kontan)

Impor pangan

Harga pangan di Indonesia ternyata paling mahal di dunia.

Meski luas daratan mencpai 1.904.556 km atau negara terluas ke 15, berbagai komoditas harus diimpor dan banyak penduduk kekurangan nutrisi, karena harga daging hingga buah-buahan mahal. (Investor Daily).

Limbah B3

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyatakan penetapan limbah bahan berbahaya dan beracun (B3) untuk sektor pertambangan umum serta minyak dan gas bumi harus dibuat berdasarkan kategori dan kriteria hasil proses tambang, bukan berdasarkan produk akhir tambang, seperti yang tertuang dalam rencana peraturan pemerintah (RPP) pengelolaan B3, pengelolaan limbah B3 dan dumping. (Indonesia Finance Today)

Deputi gubernur

Perry Warjiyo, terpilih sebagain Deputi Gubernur Bank Indonesia secara aklamasi dalam rapat pleno tertutup Komisi XI DPR di Jakarta, Kamis (14/3) malam.

Dia menggantikan posisi yang ditinggalkan Budi Mulia yang berakhir masa jabatannya pada November 2012.( Kompas)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : R Fitriana
Editor : Others
Sumber : R. Fitriana
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper