BISNIS.COM, WASHINGTON--Pemerintah AS pada Kamis memberikan sanksi terhadap pengusaha Yunani dan perusahaannya, yang diduga membantu Iran menghindari pembatasan internasional untuk mengekspor minyak.
Departemen Keuangan mengatakan Dmitris Cambis membeli tanker minyak yang digunakan dana-dana (fund) Iran dan mengangkut minyak Iran, menyamarkan asal-usulnya, untuk menghindari upaya internasional menutup sebagian pendapatan Teheran dari penjualan minyak.
"Hari ini kami membuka tabir pada sebuah skema Iran yang rumit yang dirancang untuk menghindari sanksi minyak internasional," kata Wakil Menteri Keuangan untuk Terorisme dan Intelijen Keuangan, David Cohen.
Departemen Keuangan mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa Cambis, presiden Impire Shipping Limited, membeli kapal tanker atas nama National Iranian Tanker Company.
Minyak Iran itu mereka muat dengan pengalihan dari kapal-ke-kapal untuk menutupi asal minyak, Departemen Keuangan mengatakan.
Departemen Keuangan memperpanjang sanksi terhadap 10 perusahaan di Yunani dan empat di Uni Emirat Arab (UAE) serta delapan kapal yang dikatakannya digunakan Cambis untuk membantu kapal minyak Iran di luar negeri.
Departemen Keuangan mengatakan empat perusahaan yang berbasis di UAE adalah perusahaan-perusahaan terdepan pemerintah Iran.
Sanksi-sanksi ditetapkan untuk mencegah Iran mendapatkan uang untuk membiayai dugaan program senjata nuklirnya, melarang warga Amerika dan perusahaan-perusahaan AS melakukan transaksi yang melibatkan perusahaan dan kapal yang disebutkan.
Iran membantah program nuklirnya ditujukan untuk mengembangkan senjata. Cambis mengatakan kepada media dua minggu lalu bahwa pembelian delapan kapal VLCC kelas tanker tahun lalu tidak memiliki kaitan dengan Iran dan mereka tidak terlibat dalam pengalihan minyak Iran dari kapal-ke-kapal.
Tetapi, berbicara secara anonim, seorang pejabat senior pemerintah AS, Kamis, mengatakan mereka memiliki banyak bukti untuk mendukung tindakan terhadap Cambis. "Kami yakin pada informasi kami," kata pejabat tersebut.
Dikabarkan, setidaknya beberapa dari minyak itu dikirim ke China, namun pejabat itu menolak untuk mengidentifikasi tujuan atau yang membelinya.
Namun, pejabat itu mengatakan, "Kami tidak memiliki bukti apapun tentang kemungkinan penerima minyak ini terlibat dalam praktek menghindari sanksi terkait dengan pengiriman tersebut." "Kami masih melihat cakupan penuh kegiatan ini."
Pejabat itu juga tidak mengatakan berapa banyak minyak yang dikirim, tetapi mencatat bahwa masing-masing tanker cukup besar untuk membawa sekitar senilai 200 juta dolar AS minyak mentah dalam satu kali pengiriman.
"Kami memotong skema ini lebih dini, sehingga lebih sedikit minyak yang dikirimkan daripada yang telah direncanakan oleh orang-orang yang mengaturnya."(Antara/AFP/msb)