BISNIS.COM, LONDON—Investor global meningkatkan rencana investasi mereka ke real estat di Amerika Serikat (AS) hingga 19% menjadi US$55 miliar pada paruh kedua tahun lalu, terbanyak dibandingkan wilayah lainnya.
DTS, perusahaan pedagang perantara asal London, pada Rabu (13/3) mengungkapkan aliran investasi non-kredit tersebut naik 15% di Asia Pasifik menjadi US$40 miliar dan naik 6% di Eropa menjadi US$62 miliar.
Menurut anak usaha UGL Ltd. itu, investor tertarik dengan perkantoran, toko, dan gudang di AS karena investasi di satu negara terlihat lebih rendah risiko. Adapun harga aset properti di AS saat ini dinilai lebih murah.
Lembaga penelitian Green Street Advisors Inc. pada bulan ini memprediksi harga properti komersial di AS akan melonjak dalam 6 bulan kedepan. Sejak krisis 2008 hingga akhir tahun lalu, harga properti di AS telah berbalik menguat (rebound).
“Pengelola dana terus fokus di pasar lokal atau regional, mencerminkan kondisi pasar yang tdak pasti dan upaya penghindaran risiko oleh para investor,” kata Hans Vrensen, kepala peneliti global di DTZ. (Bloomberg/if))