Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

SUKU BUNGA: Penutupan Acuan Sibor Dolar AS tak pengaruhi Indonesia

JAKARTA—Penutupan suku bunga acuan Singapore interbank offered rates (Sibor) dollar Amerika Serikat (AS) di Singapura dinilai tidak akan berdampak signifikan terhadap sistem perbankan di Indonesia.

JAKARTA—Penutupan suku bunga acuan Singapore interbank offered rates (Sibor) dollar Amerika Serikat (AS) di Singapura dinilai tidak akan berdampak signifikan terhadap sistem perbankan di Indonesia.

 

Menurut Kepala Ekonom Standard Chartered Bank Indonesia Fauzi Ichsan, selisih antara Sibor dengan London interbank offered rates (Libor) dollar AS tidak besar, sehingga Sibor dapat digantikan dengan Libor oleh bank-bank di Indonesia.

 

Berdasarkan data Asosiasi Bank Singapura, suku bunga Sibor dollar AS tercatat sebesar 0,295% pada Senin (18/2/2013) untuk kredit dengan tempo 3 bulan, sedikit lebih tinggi dari Libor dollar AS sebesar 0,290 berdasarkan data Asosiasi Bankir Inggris.

 

“Masalahnya hanya soal waktu. Saat pasar Asia sudah buka, pasar Inggris belum, sehingga mereka tidak bisa langsung mengacu ke Libor untuk kredit berdenomiasi dollar AS,” jelas Fauzi kepada Bisnis pada Selasa (19/2/2013).

 

Menurut Fauzi, pinjaman berdenominasi dollar AS dalam sistem perbankan Indonesia belum banyak mengacu kepada Sibor, kecuali untuk kredit jangka pendek yang berkaitan dengan Singapura. “Untuk jangka panjang atau di atas 1 tahun, biasanya Libor dipakai,” ujarnya.

 

Bloomberg melansir bank sentral Singapura dikabarkan tengah mempertimbangkan untuk mengakhiri penggunaan suku bunga acuan antar bank tersebut. Investigasi oleh regulator perbankan di seluruh dunia terhadap kasus manipulasi Libor disinyalir sebagai penyebabnya.

 

Sumber Bloomberg mengungkapkan para anggota Komite Pasar Valuta Asing Singapura telah membahas rencana tersebut dalam pertemuan pada 22 Januari 2013 dengan Otoritas Moneter Singapura dan akan mengumumkan hasil pembahasannya pada akhir Juni 2013.

 

Total kredit berdenominasi dollar AS dari dua bank dengan kapitalisasi pasar terbesar di Singapura, yakni DBS Group Holdings Ltd. dan Oversea-Chinese Banking Corp. (OCBC), mencapai US$80 miliar per akhir tahun lalu.

 

Berdasarkan data otoritas moneter Singapura, total pinjaman outstanding dari sistem perbankan Singapura mencapai S$879,2 miliar atau US$709 miliar per 31 Desember 2012, naik 10% dari 2011.

 

Menurut sumber, Sibor dollar AS akan digantikan dengan Libor oleh bank-bank Singapura. Menurut Jim Antos, analis Mizuho Securities Ltd., peralihan tersebut tidak akan berdampak signifikan.

 

Menurutnya, Otoritas Moneter Singapura tidak ingin membiarkan kasus Libor merembet ke Sibor. Barclays Plc., UBS AG, dan Royal Bank of Scotland Group Plc. telah dikenakan denda senilai total US$2,6 miliar terkait kasus tersebut.

 

“Ini adalah ide bagus untuk dilakukan karena potensi masalah akan kembali ke London dan tidak ada satupun bank Singapura yang dapat terlibat dalam penentuan suku bunga atau berpotensi digugat atas kasus yang sama,” jelas Antos, seperti dikutip Bloomberg (18/2/2013).

 

Sibor, yang digunakan untuk menghargai kredit mulai dari komersial hingga hipotek rumah, dihitung oleh ABS setiap hari dengan mensurvei 12 bank untuk mencari tahu tingkat bunga yang dikenakan untuk peminjaman antar bank. (Bloomberg/ara/msb)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Martin Sihombing
Editor : Others

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper