JAKARTA: Pengacara Todung Mulya Lubis merayakan Valentine Day dengan memakai kemeja pink sekaligus menerbitkan buku berjudul Catatan Harian Todung Mulya Lubis, Buku 1.
"Saya memakai kemeja pink karena merayakan Valentine, meskipun banyak yang berpendapat jangan merayakan berlebihan," ujar Mulya dalam sambutan peluncuran bukunya di Mahkamah Konstitusi, siang ini (14/2/2013).
Dia mengatakan penulisan buku harian sudah dilakukan sejak SMA dan kuliah karena terinspirasi dengan buku harian Soe Hok Gie dan Anne Frank. Namun, karena takut mati muda, akhirnya seluruh catatan hariannya dibuang.
Kebiasaan itu akhirnya dimulai lagi pada 2009 dengan semangat ingin memiliki kenangan di masa tua, hingga akhirnya diajak menulis buku oleh Penerbit Erlangga.
Dia mengakui dirinya sangat terbantu dengan kemajuan teknologi yang memungkinkan dirinya menulis di hampir setiap waktu. Rencananya buku tersebut akan dilanjutkan dengan Buku 2 dan Buku 3. Mulya menambahkan buku selanjutnya yang berisi catatan harian 2012 akan diterbitkan pada akhir tahun ini atau awal tahun depan.
"Semua data saya disimpan di sini [sambil menunjukkan flash disk yang diambil dari kantongnya] yang bisa disimpan bertahun-tahun. Zamannya pak Adnan Buyung Nasution kalau menulis catatan harian pasti masih ditulis di buku, dimakan rayap, tidak bisa seperti ini," ujar Mulya kepada Adnan yang berada di depannya.
Dalam diskusi, wartawan senior Karni Ilyas yang menjadi moderator penerbitan, menyanjung kawannya yang tak hanya membela orang kuat tetapi juga membela orang kecil.
"Di sini ditulis pembela orang kecil, seharusnya ditulis pembela orang kuat juga. Bedanya dengan pengacara lain adalah mereka membela orang kuat tok, tapi Mulya membela oorang kuat dan juga orang kecil."
Wartawan senior lain yaitu Taufik Abdullah, yang menjadi pembicara diskusi, mengungkapkan kekagumannya pada Mulya yang displin menulis catatan tiga kali sehari serta kedetailan penulisan buku harian Mulya.
Wartawan lain yaitu Budiman Tanurejo mengkritik buku Mulya yang bisa diartikan lain jika pembacanya tidak mengetahui konteks sejarah dan peristiwa.(msb)