Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

INFLASI BALI 2013: Diperkirakan 5,5%, Industri Perbankan Kondusif

DENPASAR-Bank Indonesia (BI) memperkirakan inflasi Bali pada 2013 mencapai 5,5% akibat kian kondusifnya ketahanan industri perbankan di provinsi ini.

DENPASAR-Bank Indonesia (BI) memperkirakan inflasi Bali pada 2013 mencapai 5,5% akibat kian kondusifnya ketahanan industri perbankan di provinsi ini.

Kepala Perwakilan BI Wilayah III (Bali dan Nusa Tenggara) Dwi Pranoto mengatakan, di tengah tantangan dan gejolak ekonomi global, Provinsi Bali tercatat mampu menjaga stabilitas pertumbuhan ekonomi, termasuk juga stabilitas inflasinya.

Akibat kian membaiknya kinerja Tim Koordinasi Pemantauan Inflasi Daerah (TKPID) Bali dalam kurun waktu 4 tahun terakhir, inflasi di provinsi ini mengalami kecenderungan menurun.

“Sampai akhir November ini misalnya, angka inflasi mencapai 4,61% (yoy). Ini juga akibat ketahanan industri perbankan yang terus membaik, yang mampu meredam berbagai gejolak ekonomi. Terbukti kredit produktif tumbuh 28,8% dengan tingkat NPL hanya 0,61%,” katanya acara Pertemuan Tahunan Perbankan 2012, Rabu (12/12/2012).

Untuk tahun 2013 nanti, Dwi menyatakan tetap optimistis akan mampu mencapai angka stabil, yaitu pertumbuhan ekonomi Bali pada posisi itu diperkirakan akan mencapai 6,6% - 7,1%, dengan inflasi diperkirakan pada kisaran 5,5%.

Untuk mencapainya, lanjut dia, BI tetap akan menjalankan formulasi kebijakan perbankan yang terbagi dalam tiga koridor utama.

Ketiga koridor itu, katanya yang pertama adalah memelihara stabilitas system keuangan. Kedua penguatan ketahanan dan daya saing perbankan, dan ketiga penguatan system intermediasi.

“Yang ketiga ini juga cukup penting untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif. Termasuk juga kredit UKM minimum 20%, yang pengaturannya akan diterbitkan dalam waktu dekat,” katanya.

Langkah itu menurut Dwi, juga akan berdampak bagi bank-bank di Bali, meski proporsi penyaluran kredit UKM mencapai 40,69% dari total kredit, namun sejumlah bank umum diantaranya masih memberikan proporsi penyaluran kredit ke sektor ini di bawah 20%.

Pada kesempatan yang sama Asisten II Setda Provinsi Bali Ketut Wija mengatakan, seiring dengan membaiknya perekonomian nasional dan mulai pulihnya perekonomian global, perekonomian Bali triwulan III Tahun 2012 tumbuh lebih cepat yaitu sebesar 6,55% dibandingkan tahun sebelumnya.

Pulihnya perekonomian dunia dan meningkatnya daya beli masyarakat global, manurutnya mampu mendongkrak kembali ekspor Bali yang pada gilirannya berimbas pada meningkatnya kinerja sektor terkait, seperti industri, pertanian dan jasa.

Kunjungan wisatawan pun tercatat mengalami peningkatan,yaitut jumlah wisata manca negara yang datang ke Bali dari sampai triwulan III / 2012 mengalami pertumbuhan yang fantastis yaitu lebih kurang 2,1 juta orang atau tumbuh 3,75% .

Di tengah berbagai keberasilan dan pertumbuhan ekonomi yang membaik, secara makro + 6,55%, Bali, lanjut dia, masih dihadapkan dengan beragam permasalahan seperti persoalan kemiskinan dan pengangguran.

Kemiskinan masih menjadi isu utama dalam pembangunan ekonomi di Bali, untuk itu, menurutnya jika tidak dilakukan upaya penanggulangan akan menimbulkan dampak seperti menurunnya kualitas SDM, munculnya ketimpangan dan kecemburuan sosial serta meningkatnya kriminalitas.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukan jumlah penduduk miskin di Bali sebesar 166.230 Jiwa, sementara di sisi lain masih terdapat 134.804 Rumah Tangga Sasaran (RTS) atau sebanyak 13,8 %. Angka kemiskinan tersebut, kata dia, memberikan gambaran Bali masih menyisakan 13.000 Kepala Keluarga (KK) yang belum memiliki rumah layak huni.

Pemerintah bersama stakeholders melalui dana APBD, APBN dan CSR mulai tahun 2010 sampai dengan tahun 2012 baru bisa memberikan bantuan bedah rumah sebanyak 4.858 unit, dan sisanya 8.142 unit lagi saya harapkan ada sumbangsih dari bankers dan stakehorder yang hadir pada pertemuan ini.

“Untuk pencapaian peningkatan terhadap pelaksanaan pembangunan di Daerah Bali peran dunia usaha dan perbankan sangat diharapkan pada saat ini dan masa datang,” jelas Wija.(ard/ems)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Yusran-nonaktif
Editor : Muhammad Khamdi
Sumber : I Komang Robby Patria

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper