JAKARTA: Samsung dan Apple diduga menggunakan timah dari Bangka Belitung yang merusak lingkungan dan kehidupan masyarakat di provinsi tersebut sebagai bahan telepon pintar dan peralatan elektronik.
Kedua produsen raksasa itu diminta untuk ikut melindungi lingkungan dan manusia terkait dengan operasi bisnis mereka..
Demikian hasil investigasi Wahana Lingkungan Hidup Indonesia dan Friends of the Earth yang diluncurkan pada hari ini, Rabu (5/12/2012). Dalam pernyataan bersama, investigasi itu menemukan rangkaian pasokan timah dari Pulau Bangka--pulau yang terdapat di Provinsi Bangka Belitung-- milik kedua produsen tersebut pada sejumlah tempat di Inggris.
"Hampir dipastikan timah ini berakhir pada handphone dan tablet yang mereka buat," demikian salah satu hasil laporan tersebut. "Mereka [Samsung dan Apple] punya pengaruh untuk melakukan perbaikan atas kerusakan lingkungan di Pulau Bangka."
Investigasi Friends of the Earth sendiri di antaranya adalah menelisik komponen penting dalam semua telepon selular dan menemukan sedikitnya terdapat 7 gram timah dalam setiap unit telepon tersebut.
Diketahui, telepon selular tidak hanya memuat timah. Perekat yang menahan semua resistor, transistor, dan rangkaian terpadu dalam peralatan elektronik adalah bahan solder kaya timah—campuran yang terdiri dari 95 % timah plus perak dan tembaga.
Walaupun demikian, lanjut laporan itu, kalangan manufaktur justru jarang mengungkapkan bagaimana mereka mendapatkan timah tersebut atau bahkan mereka tidak tahu dari mana sumber asalnya.
Hal itu juga disebabkan oleh tidak adanya kewajiban bagi perusahaan pengolah untuk mengungkapkannya ke publik karena belum ada aturan yang mengharuskan untuk mengumumkan asal material yang digunakan.
Laporan itu memaparkan Samsung dan Apple masing-masing mendapatkan pasokan timah dari perusahaan negara, PT Timah (Persero) Tbk dan juga melalui perantara Shenmao dan Chernan.
Terkait dengan kerusakan lingkungan, laporan itu memaparkan penambahan cepat jumlah penambangan di Pulau Bangka--di darat dan laut—mengubah pulau tropis itu menjadi tandus dan penuh lubang. Laporan itu juga menemukan fakta penambangan menyebabkan sumber air bersih menjadi kritis, terumbu karang mati, dan merusak kehidupan masyarakat lokal.
"Fakta-fakta kerusakan lingkungan di lapangan adalah sedimentasi dari kapal penambang timah di daerah terumbu karang, sehingga menjauhkan ikan dan merusak kehidupan laut serta menghancurkan kehidupan nelayan," kata laporan tersebut.
"Hutan dan lahan pertanian rusak, tanah kehilangan kesuburan dan hampir tak ada pemulihan lingkungan atas lahan pertambangan."
Kedua organisasi itu mendesak Samsung dan Apple untuk membawa semua pihak terdampak di Bangka Belitung untuk menghentikan perusakan lingkungan dan persoalan kemanusiaan akibat penambangan timah. Selain itu, mereka meminta kedua produsen itu untuk mendukung semua aturan bagi perusahaan agar bersih dalam menjalankan bisnisnya.(msb)