JAKARTA—Para pemimpin Eropa diharapkan dapat mengambil jalan tengah antara langkah pengetatan anggaran dan usaha-usaha pemacuan pertumbuhan untuk memulihkan krisis utang yang mendera zona euro.
Dekan Wharton University of Pennsylvania Thomas S. Robertson mengatakan perdebatan antara kubu yang mendukung penghematan dan pertumbuhan semakin sengit setelah Francois Hollande menjadi presiden Perancis.
“Saya setuju dengan Presiden Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono bahwa kedua langkah pemulihan krisis itu dapat dilaksanakan secara bersamaan,” ujarnya usai media briefing hari ini(Kamis 21/6/2012), menjelang Wharton Global Alumni Forum di Jakarta pada 22-23 Juni 2012.
Menurut Robertson, meskipun pemilu ulang Yunani memenangkan partai pro-bailout, pemerintah Yunani tetap akan menegosiasikan persyaratan bailout yang lebih lunak dari Uni Eropa.
Meskipun G-20 telah mendesak para pemimpin Eropa untuk bersatu mengatasi krisis, Robertson mengaku masih sulit memprediksi masa depan usaha pemulihan krisis. “Namun mereka dapat melakukan penghematan, pada saat yang sama menggenjot pertumbuhan,”
Dalam konferensi tingkat tinggi G-20 di Los Cabos, Meksiko, awal pekan ini, Presiden SBY mendesak penyelesaian krisis Eropa karena telah berdampak ke negara-negara Asia Tenggara, termasuk Indonesia.
“Saya harap ada satu cara atau cara lain bagi Eropa agar menyepakati metode untuk mengendalikan krisis. Ketiadaan jalan keluar seperti itu akan menjadi konsekuensi bagi kita semua,” katanya, seperti yang dilansir Bloomberg pada Senin lalu.
Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya A. Prasetyantoko mengatakan penerapan hanya salah satu langkah tersebut secara ekstrim tidak akan pernah menyelesaikan krisis.
“Untuk memulihkan krisis, negara harus banyak belanja untuk menggerakkan kegiatan ekonomi. Tapi penghematan tetap diperlukan, hanya saja harus jelas anggaran apa saja yang harus dihemat,” jelas Prasetyantoko kepada Bisnis akhir pekan lalu.
Menurutnya, untuk jangka pendek ini atau paling tidak hingga akhir tahun ini, dua negara Eropa yang paling berpengaruh di zona euro, yakni Jerman dan Perancis, masih akan berseberangan soal pemulihan krisis. Dia yakin pada akhirnya kedua kubu ini akan sadar dan menerapkan kedua kebijakan tersebut.
Hal senada juga disampaikan Direktur International NGO Forum on Indonesian Development (INFID) Sugeng Bahagijo yang memprediksi semua negara euro akan mengalah dan berkompromi. “Sebenarnya yang terjadi saat ini adalah perang paham Adam Smith dan Keynessian,” ujarnya belum lama ini.
Prastyantoko mengatakan krisis utang ini terjadi akibat Eropa terlalu fokus pada pertumbuhan ekonomi berbasis keuangan, bukan dari sektor riil. Krisis tidak akan selesai selama langkah pemulihannya berbasis keuangan.
“Bagaimana mungkin menyelesaikan masalah dengan langkah yang telah melahirkan masalah itu sendiri,” ujarnya. (sut)
ARTIKEL MENARIK LAINNYA >>>