Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PARTAI DEMOKRAT: Dewan Pembina diminta bersihkan partai

 

 

 

 

JAKARTA-- Ketua Umum Forum Komunikasi Pendiri dan Deklarator Partai Demokrat, Ventje Rumangkang menyatakan, akan mendorong Dewan Pembina partai untuk melakukan pembersihan di lingkungan partai tersebut.

 

Menurutnya, pembersihan itu tidak saja dilakukan di tubuh kader, namun juga di tingkat elit. Dia mengakui sejumlah elit partai yang diduga terlibat kasus korupsi telah membuat citra partai mengalami penurunan.

 

‘’Partai Demokrat tersandera oleh kader-kader yang tersangkut masalah hukum. Tapi karena belum ada keputusan pengadilan, mereka belum bisa disebut bersalah dan partai belum bisa berbuat apa-apa, cuma image di masyarakat, mereka lakukan kesalahan,’’ kata Ventje Rumangkang kepada wartawan menjelang pertemuan Forum Komunikasi Pendiri dan Deklarator Partai Demokrat, Rabu malam (13/6).

 

Dia mengaku risih dan prihatin terhadap kondisi Partai Demokrat (PD) sekarang ini. Untuk itu Ventje mengajak seluruh kader PaD bersatu-padu melakukan konsolidasi untuk membangun kembali partai yang citranya telah rusak itu.

 

‘’Jadi, mari kita duduk bersama, tukar pikiran, mencari solusi untuk hadapi semua ini. Jadi, selain minta bersih-bersih, kita juga harus bersatu untuk membangun partai,’’ ujarnya.

 

Ketika ditanya, apa sikap FPPD terhadap Ketua Umum PD , Anas Urbaningrum yang namanya disebut-sebut mantan Bendahara Umum PD, Muhammad Nazaruddin, Ventje mengatakan biarlah penegak hukum yang menentukan mereka bersalah atau tidak. Dia berharap  KPK lekas bertindak.

 

“Kalau mereka bersalah, silahkan dihukum, tapi kalau tidak bersalah, namanya lekas direhabilitasi. Kami berharap KPK kerja keras,’’ ujar Ventje.

 

Anggota Dewan Pembina PD, Hayono Isman menjelaskan, pertemuan Dewan Pimpinan Daerah (DPD) PD di Cikeas hanya silaturahmi biasa. Menurtunya, pertemuan itu tidak ada kaitan dengan upaya penggulingan Anas Urbaningrum dari jabatan Ketua Umum.

 

‘’Tidak ada penggulinga Anas. Tidak ada istilah penggulingan siapapun juga, karena itu kewenangan kongres,’’ ujarnya.

 

Saat ditanya, mengapa Anas tidak diundang, Hayono mengatakan, Anas memang tidak diundang supaya para Ketua DPD Demokrat se-Indonesia bisa bicara lepas di depan SBY. Selain itu, ujarnya, tidak diundangnya Anas bertujuan supaya Ketua Dewan Pembina Demokrat bisa lebih leluasa menggali informasi.

 

‘’Pertemuan itu positif. Saya berharap, ini jangan disalahartikan atau diartikan lain. Dengan DPP kan Pak SBY sering bertemu, dengan DPD kan hanya pada saat-saat tertentu, Kongres, Rapimnas,’’ ujar Hayono.

 

Namun demikian Hayono tidak menyangkal bahwa dalam pertemuan tersebut, sejumlah pimpinan DPD Tingkat I berkeluh kesah soal turunnya citra Partai Demokrat. Dia pun membantah bahwa dalam pertemuan itu ada yang melontarkan gagasan untuk melaksanakan Kongres Luar Biasa (KLB). (msb)

 

ARTIKEL MENARIK LAINNYA:

 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Sumber : John Andhi Oktaveri

Topik

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper