JAKARTA: Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama Said Aqil Siroj menilai reformasi Indonesia yang sudah berjalan selama 14 tahun belum membuahkan hasil maksimal.Menurut dia, pemberantasan korupsi dan reformasi birokrasi dinilai masih jalan di tempat, dan harus terus ditingkatkan ke arah yang lebih baik. "Pemberantasan korupsi masih tebang pilih, sementara birokrasi belum menunjukkan birokrasi sehat seperti yang diharapkan masyarakat. Itu tugas kita bersama untuk memperbaikinya," katanya menanggapi peringatan 14 tahun refomasi, Senin 21 Mei 2012. Said menceritakan reformasi Indonesia diawali dengan mundurnya presiden Soeharto pada 21 Mei 1998. Menurutnya, PB NU memiliki peran yang penting pada tahap awal reformasi, dengan dilangsungkannya pertemuan empat tokoh nasional yakni Megawati, Sri Sultan Hamengkubuwono X, Amien Rais dan Abdurahman Wahid di Ciganjur, Jakarta Selatan. Pertemuan itu menghasilkan delapan poin yang dikenal dengan 'Kesepakatan Ciganjur', diantaranya, memberdayakan lembaga perwakilan, desentralisasi pemerintahan sesuai dengan kemampuan daerah.Selanjutnya pelaksanaan reformasi diletakkan dalam perspektif generasi baru, pemilu dilaksanakan oleh pelaksana independen, penghapusan dwifungsi ABRI paling, pengusutan pelaku korupsi dimulai dari Soeharto, serta mendesak Pengamanan Swakarsa Sidang Istimewa MPR agar membubarkan diri. "Saya ingat betul dengan pertemuan itu dan delapan kesepakatannya, karena saya yang mencatatnya sambil lesehan di lantai," ujarnya. (ra)
BERITA MARKET PILIHAN REDAKSI:
- PASAR VALAS: Euro Mendekati Level Terendah Dalam 4 Bulan
- HARGA MINYAK: Tekanan Turunkan Harga Nyaris Ke Level Terendah
TOPIK AKTUAL PILIHAN REDAKSI:
LIGA CHAMPIONS: Dramatis! Menang 5-4 Lewat Adu Penalti Atas Munich, Chelsea Juara Liga Champions
- PLN Prepares 3 Steps To Reduce Fuel Consumption
- MARKET MOVING: BCA Eyes IDR4 Trillion Infrastructure Loans
- Euro Touches 4-Month Low
- JANGAN LEWATKAN> 5 Kanal TERPOPULER Bisnis.Com
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel