Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

 

 

JAKARTA:  Sejumlah keluarga korban Sukhoi Superjet 100, Kamis, 17 Mei 2012, berdatangan ke Posko Tim Disaster Victim Identification (DVI) di RS Polri dr Sukanto Kramat Jati. 

Ada yang datang karena memenuhi panggilan Tim DVI, tetapi ada yang datang untuk melakukan pengecekan ke posko DVI di RS dr Sukanto tersebut.  Pihak keluarga korban yang mendatangi RS Sukanto yakni Terry Rompas, Uneng Panggabean dan Rudi Sutanto. 

Tery Rompas, ayah dari Susana Famela Rompas (pramugari Sky Aviation) mengaku kedatangannya bersama istri ke posko DVI untuk meminta informasi perihal nasib anaknya.

 

"Kami datang ke sini bukan karena dipanggil tim DVI. Tapi, kami mendapat informasi dari televisi bahwa jasad anak kami sudah ditemukan," ujarnya, Kamis siang. 

Dia mengatakan tim identifikasi sempat meminta rekam sidik jari Susan. "Beberapa hari ke depan, kami akan membawa ijazah Susan untuk data sidik jari," ungkapnya. 

Terry mengaku pihaknya belum memastikan jasad Susan sudah berhasil ditemukan dan diidentifikasi tim DVI RS Polri. 

"Tim DVI belum memberikan informasi apakah putri bungsu kami sudah ditemukan. Tim berjanji akan menghubungi keluarga," ungkapnya. 

Sementara itu, Uneng Panggabaen mengaku, dirinya dipanggil tim identifikasi untuk melakukan pencocokan terhadap jasad Edward Panggabean. 

Saat dirinya diperlihatkan foto jenazah korban Sukhoi, Uneng memastikan tersebut adalah abangnya, Edward Panggabean. "Saya yakin foto jasad korban itu abang saya. Ada identitas fisik yang sangat mudah dikenali yakni tato di lengan kanan atas," ujarnya. 

Uneng menjelaskan, Edward, sang kakak memiliki tato kepala suku Apache. "Setelah melihat foto itu, saya sudah yakin jasad kakak saya sudah ditemukan," jelasnya. 

Namun, Uneng menambahkan, akan menunggu hingga proses identifikasi para korban selesai. "Kami berharap proses identifikasi bisa berjalan cepat," tambahnya. 

Keluarga korban Sukhoi dipanggil tim DVI untuk mencocokkan data. Setelah melihat foto-foto korban yang dievakuasi, mereka yakin Edward termasuk salah satu di antaranya. Apalagi setelah mereka melihat tato bergambar kepala suku Apache. 

Adik Edward, Uneng Panggabean, datang ke RS Polri dr Soekanto, Kramatjati, Jakarta Timur, bersama seorang temannya sekitar 11.20 WIB, Kamis. Dia langsung masuk, tetapi tak sampai setengah jam sudah keluar lagi. 

"Tadi dipanggil (DVI). Untuk memberikan bukti-bukti yang lebih konkret," katanya. 

Sebelumnya, aku Uneng, keluarga sejatinya sudah mempunyai feeling bahwa Edward telah ditemukan. Namun, DVI belum berani menyimpulkan. "Biarlah mereka bekerja dulu," katanya sambil meninggalkan RS. 

Edward Panggabean adalah salah satu penumpang Sukhoi SuperJet 100 yang mengalami kecelakaan di Gunung Salak, Bogor. Dia merupakan perwakilan Indo Asia. Keluarga sudah memberikan data-data ke DVI, kecuali bagian gigi. Sebab almarhum Edward tak mempunyai data rekam gigi. 

Rudi Susanto, sepupu dari Ganis Arman Zuvianto, seorang korban Sukhoi lainnya mendatangi posko DVI RS Polri untuk mengklarifikasi data yang telah masuk ke tim identifikasi. "Sebagian data identifikasi Ganis sudah diterima di tim DVI Kramat Jati," ujar Rudi. 

Dia menuturkan data ante mortem yang diberikan keluarga ke tim identifikasi sudah lengkap. "Belum ada informasi pasti dari pihak RS Polri, apakah jasad Ganis sudah ditemukan atau blom," tuturnya.(Antara/msb)

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Sumber : Martin Sihombing

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper