Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

 

 

JAKARTA:  Salah satu kendala bagi perempuan untuk maju menjadi calon anggota legislatif adalah faktor kurang percaya diri.

 

 

Wakil Ketua MPR, Melani Leimena mengatakan politisi perempuan dari Partai Demokrat itu, pada dasarnya perempuan memiliki kemampuan yang tidak kalah dibandingkan dengan pria. Hal itu, ujarnya, terbukti dari meningkatnya jumlah politisi wanita dari tahun ke tahun, termasuk di lembaga legislatif.

 

Hanya saja, ujarnya, politisi wanita jarang bicara dan cenderung hati-hati sehingga tidak terekspos oleh media dengan baik. Selama ini sering citra perempuan diasosiasikan dengan pekerjaan rumah tangga yang seharusnya tidak demikian.

 

"Sejauh ini sudah cukup banyak teman perempuan yang memberikan kontribusinya, tinggal media membantu untuk mempublikasikan," kata Melani dalam satu diskusi di Gedung MPR, Senin, 14 Mei 2012.

 

Dia juga menyatakan tidak sepakat jika selama ini  perempuan dibilang mahluk lemah dan hanya bekerja di rumah tangga.

 

"Hal itu terjadi karena perempuan rumah tangga dianggap tidak berkontribusi sehingga mudah dilecehkan. Berbeda jika perempuan profesional sehingga tidak dianggap lemah karena menghasilkan sesuatu," kata Melani.

 

Menurut Melani, politisi perempuan di parlemen sangat rajin hadir, tetapi lebih hati-hati dalam berbicara karena takut malu kalau salah bicara.

 

Anggota Fraksi Partai Golkar Nurul Arifin meminta semua pihak untuk tidak mengeneralisasi politisi perempuan secara keseluruhan jika ada oknum anggota dewan perempuan yang terlibat kasus korupsi.

 

Menurutnya, banyak perempuan yang menorehkan prestasi sebagai anggota DPR. "Jangan menjeneralisasi politisi perempuan secara keseluruhan, jika ada oknum perempuan di DPR yang terlibat kasus korupsi," kata Nurul pada dialog dengan tema "Memperkuat peran politik perempuan dalam konstitusi dan praktik.

 

Lebih jauh Nurul mengakui memang peran perempuan untuk menjadi pimpinan fraksi di DPR dirasakan masih sangat minim. Namun, tambahnya, dirinya tahu diri jika perempuan belum mempunyai kesempatan untuk itu.

 

Pada bagian lain Nurul mengapresiasi ketika secara legitimasi perempuan diberikan kuota 30%. Namun demikian dengan besaran kuota itu muncul kesan seolah-olah hak laki-laki dirampok. Dia menambahkan cukup banyak yang sudah dihasilkan perempuan parlemen, seperti UU terkait tentang gender dan perempuan.(msb)

 

BACA JUGA:

>> Indonesian shares fall 0.47% in midday break session

>> TRAGEDI SUKHOI: Penyebar  Foto Palsu Terancam  Denda Rp12 Miliar!

>> Sinyal negatif di bursa Asia menguat 

>> Sinyal negatif di bursa Asia menguat 

>> 5 Kanal TERPOPULER Bisnis.com

 

>>> Top 5 Editors Choice Bisnis Indonesia

>>> Steve Wozniak Kepincut Saham Facebook

>>> Menhub Minta Asuransi Korban Sukhoi Rp1,25 Miliar per Orang

>>> City juara Liga Inggris

>>> 5 Rubrik TERPOPULER

>>> 10 ARTIKEL Paling Banyak DIBACA

 

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Sumber : John Andhi Oktaveri

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper