Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

 

 

MAKASSAR: Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan membutuhkan sedikitnya anggaran pinjaman Rp500 miliar untuk melanjutkan pembangunan 10 ruas jalan baru untuk beberapa kabupaten/kota di Sulsel.

 

Kepala Dinas Bina Marga Sulsel, Abdul Latif di Makassar, mengatakan 10 ruas jalan yang terdapat di Kabupaten Bone, Bulukumba dan beberapa daerah lainnya membutuhkan anggaran sedikitnya Rp500 miliar. 

 

"Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulsel sejauh ini akan menyelesaikan pembangunan 10 ruas jalan dengan panjang total 61,15 km dengan komposisi anggaran Rp331 miliar yang terdiri atas belanja langsung untuk program Rp298 miliar dan belanja tidak langsung untuk pegawai Rp33 miliar," ujarnya hari ini Kamis, 10 Mei 2012. 

 

Menurutnya, kualitas jalan di Sulsel semakin rendah dari sisi kualitas di sejumlah pengerjaan ruas jalan yang di lakukan disepanjang poros jalan nasional Sulawesi Selatan, pemda hanya mampu mengerjakan penambalan jalan-jalan yang berlubang. 

 

"Jalan saat ini banyak yang telah rusak, jika dibiarkan maka akan semakin parah. Pembangunan jalan yang ada saat ini dikerjakan setengah-setengah. Sulsel butuh pinjaman dari pusat," terangnya. 

Ruas jalan yang dibangun tahun ini masih lanjutan dari 10 ruas jalan provinsi yang dibangun 2011 lalu a.l ruas jalan Tana Toraja (Tator) - Luwu - Palopo sepanjang 3,70 km dengan anggaran Rp17,8 miliar, ruas Barru-Sidrap (5,30 km) dengan anggaran Rp16,2 miliar, ruas Pinrang- Enrekang (10 km) senilai Rp25,3 miliar, dan jalan kawasan Mamminasata (3,60 km) dengan anggaran Rp28,8 miliar. 

Anggota Komisi D bidang pembangunan DPRD Sulsel, H Irwan Intje, menjelaskan peruntukan anggaran yang dikeluarkan pemerintah untuk jalan sangat besar, tetapi pengerjaannya tidak pernah sesuai dengan kualitas jalan. 

Dia khawatir usulan pinjaman anggaran Dinas Bina Marga akan menjadi beban daerah karena banyak kegiatan pekerjaan fisik yang dianggap peruntukannya tidak jelas, bahkan tidak memiliki prioritas penyelesaian. 

"Penyebab kualitas jalan yang tidak baik disebabkan beberapa hal, seperti struktur tanah yang berubah, termasuk faktor alam. Demikian halnya dengan kepadatan kendaraan, pengelolaan anggaran hingga kontraktornya," ungkapnya.(msb)

 

BACA JUGA:

>>Jangan Wait & See, Kejarlah Dolar & Obligasi

>>Sampoerna serious on bank business

>>BI Tak Bisa Mediasi Bos Femina vs Citibank Gara-Gara Potensi Keuntungan

>> SUKHOI CRASH: Police to identify victim's family to match with bodies

10 ARTIKEL PILIHAN Hari Ini

 5 Kanal TERPOPULER Bisnis.com

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : News Editor
Sumber : Hendra Nick Arthur

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper