Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pegawai Kemenkes melepas ENDANG RAHAYU SEDYANINGSIH

JAKARTA: Ratusan pegawai Kementerian Kesehatan hari ini melepas kepergian jenazah Endang Rahayu Sedyaningsih yang wafat Rabu, 2 Mei, pukul 11.41 di RS Cipto Mangunkusumo Jakarta.Wajah para karyawan yang dominan memakai busana hitam tersebut tampak sangat

JAKARTA: Ratusan pegawai Kementerian Kesehatan hari ini melepas kepergian jenazah Endang Rahayu Sedyaningsih yang wafat Rabu, 2 Mei, pukul 11.41 di RS Cipto Mangunkusumo Jakarta.Wajah para karyawan yang dominan memakai busana hitam tersebut tampak sangat berduka. Mereka bergerombol membentuk kelompok kecil, menunggu acara resmi pelepasan jenazah dari KantorKemenkes menuju pemakaman. Acara ini akan dipimpin oleh Menko Kesra Agung Laksono.Jenazah Endang akan dikebumikan di pemakaman elit San Diego Hills, Karawang, Jawa Barat. Rencananya almarhumah akan dibawa ke pemakaman pukul 09.00. Di pemakaman nanti, saat pelepasan akan bertindak sebagai inspektur upacara Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.Endang yang baru menduduki kursi Menkes sekitar 2,5 tahun, atau sejak Oktober 2009 itu, diketahui mengidap kanker paru sejak 2010. Penyakitnya sudah di tingkat stadium lanjut, (4) dan cukup parah.Dari mana penyakit itu datang? Padahal sosok Endang bukan perokok, dia seorang dokter, dan juga paham betul tentang berbagai penyakit. Wallahu alam (hanya Tuhan yang tahu).Saat ini, masyarakat berduka dan merasa kehilangan seorang perempuan yang peduli dengan orang banyak, yang rendah hati, sabar, ramah, suka tersenyum, dan juga tegas dalam bertindak.Tak heran kalau karyawannya di Kemenkes merasa kehilangan. Walau banyak isu menerpa Kantor Kemenkes selama dia menjabat, semua bisa dilalui dan dihadapinya dengan baik bersama tim dan para petinggi Kemenkes lainnya.Selama masa dia menjabat sebagai Menkes, ada beberapa kebijakan penting terkait dengan kesehatan anak, ibu, dan masyarakat banyak yang dikerjakannya dan dia terlibat langsung. Diantaranya PP ASI Eksklusif, dan PP Tembakau, Jaminan Persalinan (Jampersal) gratis, serta kebijakan lainnya.Selama menjalani tugasnya sebagai menteri, Endang tampak tegar, tidak pernah mengeluh akan sakitnya. Dia selalu tersenyum dan menjawab semua pertanyaan wartawan dengan ramah, dan lugas.Perempuan kelahiran Jakarta, 1 Februari 1955 ini, juga bersuamikan seorang dokter, yaitu Reanny Mamahit, yang kini menjabat Direktur RSUD Tangerang, Banten.Pasangan ini dikarunia tiga orang anak, Arinanda Wailan, Awandha Raspati, dan Rayinda Raumanen Mamahit. Kepergian Endang tak sempat dilihat oleh salah seorang anaknya yang berada di Swiss, dan kemarin sore sudah pulang ke Jakarta.Sarjana FKUI (1979), dan memperoleh gelar Master on Public Health dari Harvard School of Public Health 1992, serta gelar Doktor Kesehatan Masyarakat juga dari Harvard University, AS, 1997, ini kepergiannya banyak menjadi perhatian masyarakat. Rasanya belum ada menteri yang wafat mendapatpujian dan perhatian seperti yang dialami Endang.Tengok saja jejaring sosial yang sejak kemarin sore hingga pagi ini, dipenuhi dengan kalimat-kalimat Endang saat dia menjadi pembicara dalam sebua acara tentang kanker 2011 lalu. Ini kutipannya:"Saya sendiri belum bisa disebut sebagai survivor kanker. Diagnose kanker paru stadium 4 baru ditegakkan 5 bulan yang lalu. Dan sampai kata sambutan ini saya tulis, saya masih berjuang untuk mengatasinya. Tetapi saya tidak bertanya "Why me ??". Saya menganggap ini adalah salah satu anugerah dari Allah SWT. Sudah begitu banyak anugerah yang saya terima dalam hidup ini: hidup di negara yang indah, tidak dalam peperangan, diberi keluarga besar yang pandai-pandai, dengan sosial ekonomi lumayan, dianugerahi suami yang sangat sabar dan baik hati, dengan 2 putera dan 1 puteri yang alhamdulillah sehat, cerdas dan berbakti kepada orang tua. Hidup saya penuh dengankebahagiaan. " So .... Why not? " Mengapa tidak, Tuhan menganugerahi saya kanker paru ? Tuhan pasti mempunyai rencana-Nya, yang belum saya ketahui, tetapi saya merasa SIAP untuk menjalankannya. Insya Allah. Setidaknya saya menjalani sendiri penderitaan yang dialami pasien kanker, sehingga bisamemperjuangkan program pengendalian kanker dengan lebih baik. Bagi rekan-rekanku sesama penderita kanker dan para survivor, mari kita berbaik sangka kepada Allah. Kita terima semua anugerahNya dengan bersyukur. Sungguh, lamanya hidup tidaklah sepenting kualitas hidup itu sendiri. Mari lakukan sebaik-baiknya apa yang bisa kita lakukan hari ini. Kita lakukan dengan sepenuh hati. Dan .... jangan lupa, nyatakan perasaan kita kepadaorang-orang yang kita sayangi. Bersyukurlah, kita masih diberi kesempatan untuk itu." Demikian penggalan kata sambutan Endang Rahayu Sedyaningsih, bertanggal 13 April 2011, yang ditulisnya menyambut penerbitan buku Berdamai dengan Kanker.Kalimat bijak itu banyak mendapat pujian dari masyarakan di jejaring sosial. Semoga sosok Endang dapat menjadi contoh dan teladan bagi warga Indonesia, terutama kaum perempuan untuk tetap tegar, ramah, dan bersahaja, serta berjuang dalam menjalani kehidupan. (tw) 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Adhitya Noviardi
Editor : Nadya Kurnia

Topik

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro