Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

JELANG IMLEK: Buah Srikaya mulai diserbu pembeli

JAKARTA: Menjelang perayaan hari raya Imlek, buah srikaya mulai dicari pembeli dari warga etnis China seperti yang terjadi di sejumlah pasar tradisional Makassar.

JAKARTA: Menjelang perayaan hari raya Imlek, buah srikaya mulai dicari pembeli dari warga etnis China seperti yang terjadi di sejumlah pasar tradisional Makassar.

 

"Buah srikaya banyak diminati pembeli warga keturunan menjelang imlek," kata pedagang buah, Syamsuddin, di Pasar Pannampu, Makassar, seperti ditulis Antara.

 

Dalam perayaan Imlek, warga etnis China memiliki tradisi menyediakan beberapa penganan dan buah-buahan yang dibungkus rapih dengan kertas minyak berwarna merah. Masing-masing sajian tersebut memiliki arti dan doa sendiri.

 

Buah-buahan yang lazim diberikan adalah pisang raja, buah delima, tebu, jeruk bali, dan srikaya.

 

Pisang raja merupakan perlambang agar si penerima hadiah bernasib layaknya raja. Buah delima mengartikan agar penerima hadiah mendapatkan rezeki banyak karena biji delima seperti berlian.

 

Srikaya menjadi lambang karena memiliki biji yang banyak sehingga diharapkan penerima hadiah mendapatkan rezeki berlimpah.

 

Tebu karena rasanya manis menjadi perlambang si penerima didoakan agar disukai orang. Jeruk bali adalah perlambang untuk persatuan.

 

Menurut Syamsuddin, tingginya minat pembeli buah srikaya menyebabkan harganya menjadi naik dari Rp15.000 per kilogram menjadi Rp17.000-Rp20.000 per kg.

 

Meski permintaan cenderung naik, persediaan srikaya cenderung tetap karena pihak distributor tidak dapat menambah pasokan dari petani.

 

Hal itu juga diakui pedagang buah lainnya di Pasar Kalimbu, Makassar Mustafa. Srikaya yang diperoleh dari pihak distributor, katanya, rata-rata hanya satu karung per hari, meskipun permintaan dinaikkan.

 

"Saat menjelang Imlek kami meminta dua kali pasokan, karena menyakini buah itu akan laris berapapun banyaknya," katanya.

 

Harga tebu juga melonjak menjelang perayaan Imlek.  "Tebu yang memiliki daun harganya dapat mencapai Rp25.000 per batang, padahal kalau normal hanya Rp10.000- Rp15.000 per batang," katanya. (ea)

 

 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : News Editor
Sumber : Sutan Eries Adlin

Topik

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper