Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

KABAR JABAR: Kinerja ekspor industri mebel turun 25%

BANDUNG: Rangkuman berita ekonomi yang terbit di sejumlah koran lokal di Bandung hari ini menyoroti ada 64 perusahaan di Jabar yang berencana menangguhkan UMK 2012, ekspor rotan 2011 turun 25% dan barang impor yang diprediksi kian membanjiri pasar Indonesia

BANDUNG: Rangkuman berita ekonomi yang terbit di sejumlah koran lokal di Bandung hari ini menyoroti ada 64 perusahaan di Jabar yang berencana menangguhkan UMK 2012, ekspor rotan 2011 turun 25% dan barang impor yang diprediksi kian membanjiri pasar Indonesia pada tahun depan. Berikut rangkumannya: PENANGGUHAN UMK: Pascapenetapan upah minimum kota/kabupaten (UMK) 2012, puluhan perusahaan di Jabar diperkirakan akan mengajukan penangguhan penyesuaian UMK.Selain masalah kesalahan mekanisme, penangguhan UMK terjadi karena kondisi finansial perusahaan pas-pasan. Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Jabar Deddy Widjaya memperkirakan ada puluhan perusahaan yang akan mengajukan penundaan pasal atau menangguhkan penyesuaian UMK. Faktornya ialah kemampuan keuangan perusahaan yang terbatas.Selain itu,penerapan UMK dinilai juga masih kurang sesuai. Hal itu terjadi di beberapa daerah yang penetapan UMK tidak mempertimbangkan dewan pengupahan.“Perusahaan yang mengajukan penundaan penyesuaian UMK 2012 diperkirakan tidak jauh beda dengan tahun ini, 2011 setidaknya ada 64 perusahaan melakukan penundaan penyesuaian UMK,” ujar Deddy di Bandung, kemarin.Apalagi, ada kabupaten yang tercatat melakukan penyesuaian UMK cukup tinggi, yakni Kabupaten Bekasi sebesar Rp1.491.866.UMK sebesar itu diperkirakan memberatkan kalangan pengusaha. Kendati demikian, sampai saat ini pihaknya belum menerima laporan resmi terkait ajuan penundaan pasal UMK dari perusahaan. Deddy berharap, ajuan penangguhan oleh perusahaan, dilakukan dengan kelengkapan administrasi. (Sindo Jabar) EKSPOR ROTAN: Krisis keuangan yang melanda Amerika Serikat dan negara-negara Eropa diperkirakan menyebabkan kinerja ekspor industri mebel nasional pada 2011 turun sebesar 25% dibandingkan dengan nilai ekspor 2010 yang besarnya US$1,85 miliar.Demikian dikemukakan Ketua Asosiasi Industri Permebelan dan Kerajinan Indonesia (Asmindo) Ambar Tjahyono di sela-sela pengukuhan pengurus Asmindo Jabar 2011-2016, di Hotel Baltika, Bandung, Rabu (23/11).Menurut Ambar, tanda-tanda penurunan ekspor sudah terlihat pada semester I/2011. Akhir Juni 2011, nilai ekspor mebel turun 25% dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun lalu. Diperkirakan angka itu (penurunan ekspor 25%) tidak berubah hingga akhir 2011.“Amerika Serikat dan Eropa merupakan pasar tradisional untuk industri mebel dan porsinya memang besar. Dengan demikian, gangguan ekonomi di negara-negara tersebut langsung membuat permintaan mebel menurun,” katanya.Ambar mengaku cukup khawatir dengan penurunan tersebut, mengingat nilai ekspor pada 2010 tumbuh 20% dibandingkan dengan2009. (Pikiran Rakyat) BARANG IMPOR: Barang-barang impor akan semakin membanjiri Indonesia sebagai pasar yang masih sanggup menyerap produk-produk global.Ini memungkinkan karena daya beli masyarakat di Indonesia masih kuat sehingga permintaan terhadap produk apa pun akan tetap stabil.“Jangan sampai produsen Indonesia kalah bersaing dan hanya menjadi penonton. Mereka harus mampu mengisi tingkat permintaan yang terus meninggi di pasar domestik dan jangan sampai barang asing yang menguasainya. Apalagi, lihat di pasar Tanah Abang, banyak barang asal Cina yang memenuhi. Padahal, barang asal Indonesia tak kalah kualitasnya,” ujar Wakil Menteri Keuangan Anny Ratnawati.Menurut Anny, Indonesia juga perlu mewaspadai perjanjian perdagangan bebas yang semakin meluas. Itu akan dimanfaatkan secara habis-habisan oleh negara lain untuk mencari pasar seluas mungkin, termasuk ke pasar domestik Indonesia. (Tribun Jabar)(api) 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : News Editor
Sumber : Ajijah

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper