JAKARTA: Badan Nasional Penanggulangan Bencana melaporkan enam orang hilang dan kerugian mencapai Rp100 miliar akibat bencana banjir bandang di Pesisir Selatan Sumatera Barat.Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho mengatakan tercatat 10 kecamatan yang terkena dampak bencana tersebut dengan 45% wilayah tergenang dengan tinggi 0,5-1,5 meter."Kecamatan tersebut antara lain Batang Kapas, Sutera, Lengayang, Ranah Pesisir, Linggo Sari Baganti, Pancung Soal,Bab Tapan, dan Lunang Silaut," katanya dalam keterangan resmi, hari ini.Dia mengungkapkan sedikitnya 6 orang dilaporkan hilang, yaitu 3 orang dari Kecamatan Linggo Sari Baganti (Kidit 65 tahun, Rayos 24 tahun, Anak Rayos 9 bulan) dan 3 orang dari Kec. Lengayang (Santia 21 tahun, Ismaini 35 tahun, dan Neza 8 tahun). Sementara itu, ada 5 orang yang dikabarkan menderita luka-luka."Pengungsi pada saat banjir 52.315 orang. Saat ini pengungsi sekitar 5.000 orang. Masih ada lokasi yang tergenang seperti di Kecamatan Lunang Silaut dan Pancung Soal," ujarnya.Selain itu, aktivitas sekolah 18.000 siswa lumpuh, 51 rumah hanyut, 21 rumah rusak berat, 73 rumah rusak sedang, 201 rumah rusak ringan, 10.219 rumah terendam banjir, 9 sekolah rusak berat, 27 rumah ibadah rusak berat, 2 jembatan putus, 4 jembatan gantung putus, 750 meter jalan negara rusak, 700 hektar lahan palawija, dan 121 hektar sawah terendam banjir."Perkiraan awal kerusakan mencapai Rp 100 miliar," katanya.Menurutnya, upaya yang telah dilakukan adalah pemberian bantuan 32 ton beras, 400 dus mie instan, 100 dus air mineral, 5.000 butir telor, 13.000 MP asi, 20 ribu sachet oralit, 360 selimut, dan 75 dus sarden.Dia menuturkan BNPB memberikan bantuan dana siap pakai Rp 500 juta untuk penanganan darurat. Sedangkan BPBD Sumatera Barat telah mendistribusikan 100 kotak family kit, 300 tikar, 120 paket kids ware, 100 kompor, dan 100 peralatan dapur keluarga. "Untuk mengatasi jembatan yang putus dari Padang ke arah pada jalur lintas barat Sumatera, maka dialihkan ke jalan desa dengan diperkuat jembatan bailey milik BNPB," tuturnya. (Donald Banjarnahor/arh)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
