Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ke mana Kaddafi akan pergi?

JAKARTA: Konon, sembilan tahun lalu, Saddam Hussein melalui saudaranya, Jenderal Ali Hasan al-Majid seperti dikutip dari The Times memohon kepada Muammar Gaddafi agar Libya menjadi rumah pelarian Saddam dan keluarganya.Permintaan disetujui, dana senilai

JAKARTA: Konon, sembilan tahun lalu, Saddam Hussein melalui saudaranya, Jenderal Ali Hasan al-Majid seperti dikutip dari The Times memohon kepada Muammar Gaddafi agar Libya menjadi rumah pelarian Saddam dan keluarganya.Permintaan disetujui, dana senilai US$3,5 miliar digelontorkan pemimpin Irak itu ke Libya, jalur pelarian telah disiapkan, namun Saddam memilih untuk bertahan dan akhirnya tertangkap pasukan AS pada 13 Desember 2003 di Tikrit dan dihukum mati dengan gantung pada 30 Desember 2006.Melihat rekannya tertangkap, Gaddafi dalam pernyataannya di televisi Al-Jazeera, mengatakan bahwa persidangan Saddam ilegal dan seharusnya Saddam disidangkan oleh pengadilan internasional. Gaddafi setia  pada sahabatnya apapun resikonya.Bahkan sebelum eksekusi digelar, Gaddafi masih berusaha membela Saddam. Menggandeng Perdana Menteri Yaman Abdul-Kader Bajammal, keduanya mengirimkan surat kepada Presiden AS George W Bush dan Presiden Irak Jalal Talabani.Dalam surat tersebut keduanya meminta agar eksekusi tersebut ditunda sekaligus memperingatkan bahwa eksekusi terhadap Singa Padang Pasir itu hanya akan meningkatkan kekerasan di Irak. Hal yang tak digubris dan menjadi fakta hingga saat ini.Sebagai sesama diktator Gaddafi sangat paham Saddam dengan masa pemerintahan yang panjang memiliki banyak loyalis. Paham Sunni yang dianut Saddam juga membuatnya memiliki simpatisan di Timur Tengah.Bagaimana dengan Gaddafi? Amerika Serikat dan NATO tentu sangat paham betapa licinnya anak suku padang pasir dari Sirte tersebut. Ideologi Gaddafi sangat berwarna, bahkan cenderung mirip bunglon.Dibesarkan dalam keluarga yang menganut paham Sunni, Gaddafi kerap membela Iran yang menentang Barat meski di sisi lain dibenci negara Syiah itu karena dituding bertanggung jawab atas kematian Musa a?-?adr.Gaddafi juga ringan tangan mengulurkan bantuan bagi organisasi-organisasi perjuangan kemerdekaan. Catat saja perannya terhadap perjuangan kemerdekaan Palestina, gerakan pemberontak di Filipina,  Tentara Irlandia Utara hingga Gerakan Aceh Merdeka di Indonesia.Penerima Nobel dari Afrika Selatan, pejuang kemanusiaan pujaan dunia, Nelson Mandela, jelas tidak akan pernah melupakan dukungan Gaddafi untuk Kongres Nasional Afrika (ANC) dalam perjuangan melawan apartheid.Belum lagi kedekatannya dengan organisasi-organisasi teror yang membuat Barat pening kepala. Mulai dari Al-Rukn yang meneror Amerika Serikat di era 1980-an, Faksi Tentara Merah di Jerman, Brigade Merah di Italia dan sampai berkawan dengan duet pembantai masyarakat Islam di Kosovo, Slobodan Milosevic.Bukan Afrika Uniknya, dengan modal luasnya pergaulan Muammar Gaddafi, koresponden Guardian di Afrika, David Smith tidak bisa secara tegas menyatakan negara-negara di Arab dan Afrika akan menjadi tempat Gaddafi mengungsi.Iran? Lupakan saja! Menteri Luar Negeri Iran Ali Akabr Salehi malah sudah mengundang kepala Dewan Nasional Transisi pemberontak Libya (NTC), Mustafa Abdel Jalil untuk mengunjungi Teheran. Bagaimana dengan Arab Saudi yang membuka pintu bagi diktator Uganda, Idi Amin ataupun Togo dan Maroko yang menjadi rumah bagi diktator Zaire, Mobutu Sese Seko, atau Zimbabwe yang membuka pintu bagi penulis buku Red Terror asal Ethiopia, Mengistu Haile Mariam.Pintu negara mini, Togo di Afrika Barat mungkin tertutup, maklum Presiden Togo, Faure Gnassingbe yang selama ini dekat dengan Gaddafi saat ini sedang repot mempertahankan kursinya pasca kudeta gagal yang didalangi adiknya Essolizam Gnassingbe dan mantan Menhan Kpatcha Gnassingbe. Bagaimana Arab Saudi? Smith mencatat hubungan Gaddafi dengan Arab Saudi telah memburuk sejak 2009 setelah dia memerahkan muka Raja Abdullah dengan tudingan hanya menjadi boneka Inggris dan Amerika Serikat.Sementara itu, kondisi internal negara-negara Arab sekutu tradisional Libya seperti Mauritania, Maroko, Tunisia, Aljazair juga membuat Gaddafi sulit meminta bantuan. Lihat saja Presiden Aljazair Abdelaziz Bouteflika yang sampai hati menolak untuk menjawab telepon Gaddafi. Hal serupa bukan tak mungkin dilakukan negara-negara yang pernah meneken Pakta Maghreb tersebut.Lalu kemana Gaddafi akan kabur? Afrika? Adekeye Adebajo, direktur eksekutif Pusat Resolusi Konflik di Universitas Cape Town di Afrika Selatan mencatat Gaddafi memiliki saham yang tidak sedikit dalam pendanaan gerakan pemberontak di Liberia dan Sierra Leone.Dia juga dekat dengan Chad, memiliki banyak teman-teman di Senegal, tempat dia menyumbangkan dana bagi Gaddafi Tower, dia juga dekat dengan Presiden Zimbabwe Robert Mugabe, Presiden Burkina Faso Blaise Compaore hingga pemimpin Equatorial Guinea Teodoro Obiang Nguema.Richard Dowden, direktur Royal African Society sedikit mengingatkan bahwa Afrika Selatan sudah memberanikan diri menjadi rumah untuk mantan pemimpin Haiti yang diasingkan Jean-Bertrand Aristide dan pemimpin Madagaskar, Marc Ravalomanana.Namun Petrus de Kock, peneliti senior di Institut Hubungan Internasional Afrika Selatan dan Antony Goldman, dari AM Consulting yang berbasis di London menyatakan Afrika bukan tempat yang aman bagi pelarian seperti Gaddafi.Dengan tegas de Kock mengatakan Afrika Selatan tak bisa menutup fakta Gaddafi terlalu panas untuk dipertahankan, sementara Antony mencontohkan negara penerima penjahat perang bisa senasib seperti Nigeria."Gaddafi telah memiliki hubungan panjang dan berwarna-warni dengan negara-negara Afrika lebih dari 30 tahun. Namun Hal ini tidak berarti akan membuat Afrika menjadi tujuan suaka yang nyaman," ujar Antony.Lalu kemana Gaddafi akan mengungsi? Jangan dilupakan, selain memelihara jaringan Islam, Gaddafi memiliki jalinan erat dengan kelompok sosialis bahkan komunis. Tidak heran dia dekat dengan Rusia, China hingga negara-negara Amerika Latin.Rusia dan China besar kemungkinan akan banyak berhitung untuk menampung Gaddafi, tetapi bagaimana dengan pemimpin Venezuela Hugo Chávez hingga pemimpin Nikaragua, Daniel Ortega?Keduanya secara progresif bercita-cita menjadi kekuatan penting di Amerika Selatan. Jika benar, satu di antara kedua negara itu dipilih, silakan mengucapkan bienvenido senor, selamat datang tuan! ([email protected]


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Tusrisep

Topik

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper