Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

US$60 miliar menguap di Afghanistan dan Irak

JAKARTA: Investigasi sebuah panel yang dibentuk pemerintah Amerika Serikat menyimpulkan sedikitnya US$60 miliar uang pajak rakyat Paman Sam menguap untuk satu dekade invasi di Afghanistan dan Irak.Seperti dikutip dari situs The Nation, laporan Commission

JAKARTA: Investigasi sebuah panel yang dibentuk pemerintah Amerika Serikat menyimpulkan sedikitnya US$60 miliar uang pajak rakyat Paman Sam menguap untuk satu dekade invasi di Afghanistan dan Irak.Seperti dikutip dari situs The Nation, laporan Commission on Wartime Contracting kepada kongres hari ini (1/9), uang rakyat Amerika sebesar itu hilang tak tentu rimbanya terutama untuk kontrak bagi kontraktor militer dan sipil hingga suap bagi panglima perang lokal dan pemberontak Taliban.Laporan tersebut memang tidak menunjukkan berapa banyak uang telah disalurkan dengan pemberontakan. “Tetapi klaim dana biasanya hilang ketika gerilyawan dan panglima perang memeras uang perlindungan dari subkontraktor Afghanistan.”Bahkan pada awal bulan ini dilaporkan bahwa AS justru sangat tergantung pada kontraktor dan kemampuan pemerintah lokal di Afghanistan dan Irak, sementara pemberontak Taliban justru semakin kuat.Komisi menemukan bahwa pada awal 2010 terhadap lebih 262.000 karyawan kontrak untuk mendukung badan-badan AS di Irak dan Afghanistan untuk dukungan tempur dan pekerjaan rekonstruksi."Sepuluh tahun perang di Irak dan Afghanistan, terlihat Amerika Serikat menggunakan kontraktor terlalu banyak untuk terlalu banyak fungsi dengan terlalu sedikit kontrol," bunyi laporan tersebut.Antara Oktober 2001 dan Juli 2011, sedikitnya 2.429 kontraktor dilaporkan telah tewas di Irak dan Afghanistan. Sementara itu, terdapat 6.131 korban jiwa dari militer AS selama periode yang sama.Kontraktor militer menjadi sandaran pemerintah AS setelah Presiden Barack Obama berencana menarik sebagian besar tentara mereka dari Afghanistan dan Irak yang menyedot pengeluaran negara. (ln)


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper