Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ronny Liyanto : Polygon perkokoh pasar regional

Maraknya hobi bersepeda yang di antaranya ditandai dengan gencarnya kegiatan olahraga ini, mempengaruhi penjualan produsen sepeda, termasuk merek Polygon. Pabrik sepeda ini berdiri pada 1989 di Buduran, Sidoarjo, Jawa Timur. Mulai berproduksi pada 1991

Maraknya hobi bersepeda yang di antaranya ditandai dengan gencarnya kegiatan olahraga ini, mempengaruhi penjualan produsen sepeda, termasuk merek Polygon. Pabrik sepeda ini berdiri pada 1989 di Buduran, Sidoarjo, Jawa Timur. Mulai berproduksi pada 1991 yang hampir seluruhnya diekspor dengan memproduksi merek-merek. Brand Polygon sendiri sudah ada sejak 1993. Saat ini, hampir 70% produk Polygon diekspor ke 63 negara. Berikut penuturan Ronny Liyanto, Direktur PT Insera Sena, produsen sepeda merek Polygon, di kantornya di kawasan Sunter, belum lama ini.

Bagaimana prospek bisnis sepeda tahun ini?

Pertumbuhan omzet kami tidak terlepas dari kondisi global yang dipicu oleh awareness masyarakat akan kesehatan dan lingkungan hidup, khususnya climate change. Indonesia juga kena imbas hal tersebut. Dengan timbulnya kesadaran orang atas pentingnya kesehatan dan lingkungan, keinginan untuk bersepeda itu makin tumbuh.

Di sisi lain, populasi Indonesia, yang menurut BPS pada 2010 sekitar 237 juta jiwa, dan animo bersepeda yang tumbuh, potensi besar bagi kami. Juga meningkatkan persaingan antarprodusen sepeda. Polygon yang garap pasar global dengan mengirim sepeda ke beberapa negara, juga kedatangan produk sepeda tamu dari banyak negara.

Ini situasi industri sepeda saat ini. Persaingan ditandai dengan banyaknya showroom-showroom merek terkemuka. Polygon melalui outlet Rodalink terus berupaya menjaga kualitas guna bersaing dengan yang lain.

Apakah tahun ini akan menambah jenis produk dan outlet?

Dari sisi produk, tahun ini model kita bertambah belasan varian, menjadi kira-kira 116 varian. Pada 2011 ini kita juga mengeluarkan, sepeda khusus untuk wanita yaitu Polygon Celine. Kita juga mengeluarkan varian dual suspensi carbon. Biasanya teknologi carbon itu masih jarang di Indonesia. Kita yang pertama kali mengembangkan suspensi dari carbon. Selain ringan, kita sudah mengujinya kalau bahan ini juga kuat. Kita sudah melakukan product development mengenai carbon di Indonesia.

Mengapa harus ada sepeda untuk wanita?

Ladies bike ini sangat unik. Kita mencoba menghargai lebih minat para wanita untuk bersepeda. Tipe ini sudah kami jual di Rodalink. Bahannya masih dari aluminium bukan carbon.

Apakah akan menambah gerai Rodalink?

Memang kita akan menambah tahun ini, tetapi tidak banyak. Kita lebih konsolidasi untuk memperbaiki kualitas gerai Rodalink. Karena persaingan makin ketat. Sejumlah gerai pesaing bisa dilihat seperti Giant dan Specialized. Memang di Indonesia yang pertama kali memperkenalkan konsep gerai profesional itu Polygon. Kalau dulu gerai sepeda itu terlihat belepotan oli, tidak rapi, gelap, berantakan, dan campur bengkel. Sejak 1997, kita terapkan gerai sepeda yang bersih, ber-AC, dan konsepnya retro. Dengan berkembangnya zaman sudah banyak gerai seperti itu di antaranya Delta yang menjual sepeda impor.

Bagaimana tanggapan Anda mengenai persaingan yang makin ketat?

Kita tidak masalah dengan hal itu. Tujuan kita memang ingin memasyarakatkan bersepeda, bukan hanya memasarkan sepeda. Sejak awal kita menerapkan hal itu. Pasalnya, jika animo itu tumbuh, industripun akan terangkat.

Kapan mulai menggarap pasar regional?

Pada 1995-1997, kami mulai berpikir tidak bisa hanya mengandalkan ekspor. Kita harus memiliki brand sendiri dan serius garap pasar regional yang meliputi Indonesia, Malaysia, Singapura, dan Australia. Kami ketika itu berpikir, dalam 10 tahun ke depan China akan berkembang. Jadi kita sudah prepare jauh sebelum China berkembang seperti saat ini. Pasalnya, jika China berkembang, berdasarkan letak geografis, posisi China itu lebih dekat ke Eropa. Tentunya dari sisi kedekatan, SDM, maupun sources lain lebih menguntungkan China. Sementara hampir 60% produk ekspor kita ke Eropa. Sisanya AS, Austalia, Jepang, dan Korea Selatan.

Mengapa China menjadi patokan? Apakah sudah ada gejala saat itu 1997, industri sepeda China bakal berkembang?

Memang waktu itu ada gelagat untuk tumbuh. Kita sudah survei. Dan Taiwan merupakan negara produsen sepeda terbesar di dunia. Waktu itu, Taiwan sudah mulai investasi ke China. Kita sudah mulai berpikir untuk mencari way out-nya. Akhirnya, kita fokus dan perkuat brand milik sendiri yaitu Polygon. Selain itu, kita juga memperkuat pasar regional kita. Pertimbangan kami, jika merek Polygon kuat di regional, dan kalau merek asing masuk ke pasar kita, sepeda kami sudah kuat lebih dulu. Target pasar kami, Indonesia, Singapura, Malaysia, Thailand, dan negara Asean lain, ditambah Australia. Jika kita kehilangan pasar Eropa akibat gempuran produk China, Polygon sudah kuat di regional. Kita juga lebih siap dari mereka.

Setelah 10 tahun lebih sejak 1997, bagaimana perkembangan industri sepeda China?

Tumbuh luar biasa bagus. Waktu itu, kita menerapkan dua strategi yaitu mempunyai brand sendiri, untuk pertahanan. Dan mengembangkan divisi riset dan development. Memang divisi ini mahal. Boleh dibilang, laboratorium kita di Asia yang paling lengkap.

Produk sepeda China berkembang pesat. Kalau dulu hanya dianggap produk murah, akan tetapi sekarang kualitasnya juga sudah lumayan. Meski begitu, kita masih menang secara teknologi dan kualitas.

Apakah produk China ini bisa dikatakan ancaman bagi produk nasional seperti Polygon?

Sebetulnya untuk semua industri, produk China itu ancaman. Bukan hanya di sepeda. Pasalnya, industri di China itu sudah sangat efisien dan infrastruktur pemerintah juga mendukung. Sementara di kita masih banyak masalah termasuk tingginya biaya pengiriman freight antarkota di Tanah Air dibandingkan dengan pengiriman ke luar negeri. Ini sudah umum terjadi. Mungkin banyak hal yang perlu diperbaiki seperti infrastruktur jalan atau pelabuhan yang tidak efisien. Ini kenyataan dan PR kita semua.

Apakah akan menambah gerai Rodalink di pasar regional?

Saat ini, kita sudah mempunyai lima gerai Rodalink di Malaysia sejak kita masuk ke negara itu pada 2002. Sementara di Singapura kita memiliki lima gerai. Bahkan, di Singapura, Polygon bisa dikatakan sudah market leader. Untuk tahun ini, kita akan menambah gerai di Malaysia. Selanjutnya, kita akan berkembang berdasarkan regional, termasuk ke Thailand.

Berapa besar kapasitas produksi Polygon?

Kapasitas terpasang kami sebesar 600.000 unit per tahun, dan maksimal bisa mencapai 800.000 unit. Sementara kebutuhan sepeda nasional, untuk semua jenis, mencapai 4 juta unit per tahun. Jadi jika dilihat pangsa pasar Polygon, masih kecil. Namun, dari sisi marketing, seperti dilihat dari jenisnya, kita marker leader di MTB (mountain bike). Kita tidak memproduksi semua jenis sepeda, tetapi hanya beberapa jenis. Jika dilihat sepeda dari sisi lifestyle, Polygon masih dominan. Kita memang tidak memikirkan bagaimana membuat sepeda yang banyak, tetapi bagaimana membuat sepeda yang sempurna. Kita mengejar sepeda yang berkualitas. Kita tidak mungkin bersaing dengan banjirnya sepeda China. Bahkan, tahun ini kita patok harga sepeda minimal Rp2 juta. Pertumbuhan tiap tahun kita patok 20%. Kita survive karena menggarap pasar lifestyle.

Jika ada investor asing yang tertarik untuk joint dengan Polygon guna menggarap pasar sepeda murah yang masih besar, tanggapan Anda?

Wah, kami belum pernah berpikir seperti itu. Mungkin perlu feasibility study lebih dulu. Namun, kita belum mengarah ke sana. Itu keputusan yang sifatnya jangka panjang.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : News Editor
Editor : Mursito

Topik

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper