Bisnis.com, JAKARTA - Kongres kebudayaan Indonesia 2018 akan segera digelar. Kongres yang bertujuan untuk melahirkan strategi dan resolusi kebudayaan ini akan digelar di Kantor Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan pada 5-9 Desember 2018.
Direktur Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Hilmar Farid mengatakan bahwa kongres kebudayaan Indonesia 2018 akan tampil berbeda.
"Kongres ini adalah tempat membuat keputusan untuk menghasilkan kebijakan, dan ini berbeda dengan kongres-kongres 2003, 2008 dan seterusnya di mana sebelumnya yang ditampilkan pemikiran, memikirkan kebudayaan Indonesia biasanya kongres dulu itu berakhir dengan rekomendasi, rekomendasi nanti disampaikan ke pemerintah untuk diterjemahkan menjadi kebijakan," tutur Hilmar pada acara jumpa media persiapan Kongres Kebudayaan 2018 di Gedung A Kantor Kemendikbud, Senayan, Jakarta Pusat, Senin (3/12/2018).
Hilmar mengatakan dalam prakteknya rekomendasi yang lahir dari kongres kebudayaan sebelumnya terkadang tidak sesuai dengan kebijakan.
"Belajar dari pengalaman itu kongres harus bisa menjadi tempat membuat keputusan untuk menghasilkan kebijakan, dan proses sudah dimulai sejak bulan Maret 2018 dengan menyusun strategi kebudayaan," lanjutnya.
Kedua, mengingat bahwa strategi kebudayaan yang disusun dalam pokok pemikiran kebudayaan daerah (PPKD) hanya memiliki jangka waktu berlaku selama sepuluh tahun maka tujuan kedua dari diselenggarakannya kongres kebudayaan ini adalah lahirnya resolusi kongres.
Baca Juga
"Kalau strategi kebudayaan sudah mulai dirumuskan sejak bulan Maret melalui kabupaten/kota, provinsi para ahli dan sebagainya, maka resolusi kongres akan disusun oleh peserta kongres," ujarnya.
Kongres kebudayaan juga bertujuan sebagai tempat belajar bagi para pencinta kebudayaan Indonesia.
"Selain sebagai tempat memberi masukan terhadap penyusunan strategi kebudayaan sekaligus sebagai tempat belajar," kata Hilmar.
Rangkaian kegiatan penting selain persidangan adalah pawai budaya, proses penyerahan strategi budaya, pidato kebudayaan, kuliah umum, juga penyampaian pendapat, debat publik, dan inspirasi yakni tukar pengalaman inspiratif kerja budaya.
Selama kongres akan diselenggarakan juga gelaran musik petang, pertunjukan sore, musik trotoar, pertunjukan keliling, seni visual, kongkong muralis, dan ada juga pameran 'suara-suara bahasa' yang mempertontonkan manuskrip sastra serta tradisi lisan yang hidup dan berkembang di seluruh Indonesia.