Bisnis.com, BOGOR - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengungkapkan masalah ‘stunting’ menjadi isu penting bagi Indonesia, sehingga perlu terobosan untuk melawan pengerdilan masa kanak-kanak tersebut.
Jokowi mengatakan hal tersebut saat menerima Presiden World Bank Jim Yong Kim di Istana Kepresidenan Bogor, Rabu (4/7/2018) pagi.
Jokowi mengajak Kim untuk berdiskusi tentang cara-cara praktis yang dapat digunakan untuk melawan ‘stunting’. Beragam aspek dibahas, baik dari aspek teknologi, peran swasta dan perjuangan masyarakat melawan kondisi gizi kronis tersebut.
"Saya percaya bahwa publik mengharapkan dari pemimpin seperti Anda, dan saya berpikir terobosan [mengatasi stunting]," tuturnya.
Menurut Presiden pada abad ke-21 ini, era media sosial dan kecerdasan buatan menjadi alat bantu untuk mengentaskan masalah ini, khususnya penggunaan teknologi baru.
Jokowi menambahkan pihaknya pesimistis jika pengentasan ‘stunting’ akan berhasil, jika hanya mengandalkan program pemerintah, oleh karena itu perlu melibatkan sektor swasta untuk upaya menyeluruh dan bekelanjutan.
World Bank akan menyalurkan pinjaman total senilai US$650 juta untuk mengatasi masalah ‘stunting’ ini di Indonesia.
Dua Tahap Pinjaman
Berdasarkan pernyataan resmiWorld Bank, Kamis (21/6/2018), pinjaman tersebut terdiri dari dua tahap. Pinjaman pertama senilai US$400 juta untuk program Investing in Nutrition and Early Years.
Pinjaman ini akan turut membantu mengurangi ‘stunting’ dengan meningkatkan akses layanan utama untuk kesehatan dan gizi, hingga pendidikan dan sanitasi bagi ibu hamil dan anak usia di bawah dua tahun.
Pinjaman ini, yang mengaitkan pencairan dana dengan hasil spesifik, akan mendukung Strategi Nasional Percepatan Penurunan Stunting senilai US$14,6 miliar yang bertujuan memberi manfaat bagi 48 juta ibu hamil dan anak usia di bawah dua tahun dalam empat tahun ke depan.
Secara nasional, program ini juga akan mendapat manfaat dari hibah di luar pinjaman senilai US$20 juta dari the Global Financing Facility, kemitraan multipihak yang membantu negara-negara mengatasi masalah kesehatan dan gizi yang mempengaruhi perempuan, anak, dan remaja.
Pinjaman kedua sebesar US$250 juta. Menurut World Bank, pinjaman ini akan mendanai Proyek Strategic Irrigation Modernization and Urgent Rehabilitation yang memberi manfaat bagi sekitar 887.000 keluarga petani melalui sistem irigasi yang lebih andal dan tahan iklim.
Pembiayaan ini merupakan bagian dari Agenda Reformasi Nasional yang sedang berjalan dengan memberi fokus pada desentralisasi, demokratisasi, dan modernisasi dan didasarkan pada prinsip-prinsip pengelolaan irigasi partisipatif.
Adapun, proyek irigasi ini didanai bersama oleh Asian Infrastructure Investment Bank dengan pinjaman US$ 250 juta.