Bisnis.com, JAKARTA - Yudi Latif menyatakan mundur sebagai Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP).
Pernyataan mengenai sikapnya itu disampaikan melalui akun Facebook "Yudi Latif" pada Jumat (8/6/2018). Dalam pernyataannya, pada Kamis (7/6/2018), tepat satu tahun dirinya menjabat sebagai Kepala Unit Kerja Presiden-Pembinaan Ideologi Pancasilan (UKP-PIP) yang kemudian berubah menjadi BPIP.
"Saya merasa, perlu ada pemimpin-pemimpin baru yang lebih sesuai dengan kebutuhan. Harus ada daun-daun yang gugur demi memberi kesempatan bagi tunas-tunas baru untuk bangkit. Sekarang, manakala proses transisi kelembagaan menuju BPIP hampir tuntas, adalah momen yang tepat untuk penyegaran kepemimpinan," paparnya dalam pernyataan yang mendapat puluhan komentar tersebut.
Yudi menyatakan apresiasi dan rasa terima kasih kepada tim UKP-PIP atau BPIP yang dengan gigih, bahu-membahu mengibarkan panji Pancasila, meski dengan segala keterbatasan dan kesulitan yang ada.
"Pada titik ini, dari kesadaran penuh harus saya akui bahwa segala kekurangan dan kesalahan lembaga ini selama setahun lamanya merupakan tanggung jawab saya selaku Kepala Pelaksana. Untuk itu, dengan segala kerendahan hati saya ingin menghaturkan permohonan maaf pada seluruh rakyat Indonesia," paparnya.
Dalam pernyataan tertulisnya itu, Yudi juga mengutip pernyataan yang disebutnya berasal dari penyair Inggris, Alexander Pope. "Segala yang lenyap adalah kebutuhan bagi yang lain, (itu sebabnya kita bergiliran lahir dan mati). seperti gelembung-gelembung di laut berasal, mereka muncul, kemudian pecah, dan kepada laut mereka kembali"
Baca Juga
Yudi menyampaikan sejumlah catatannya mengenai BPIP seperti penggunaan anggaran yang relatif sedikit, tidak memiliki kewenangan eksekusi langsung, kemampuan mengoptimalkan kreasi tenaga terbatas dan sebagainya.