Bisnis.com, JAKARTA - Tim mahasiswa Universitas Hasanuddin (Unhas) kembali mencatatkan prestasi. Muhammad Akbar Fahmi, Sandi Salere, dan Alim Bahri Ashari dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis meraih juara pertama dalam National Business Plan Competition yang berlangsung di Universitas Negeri Yogyakarta, pada 4 - 6 Mei 2018.
Business Plan Competition ini merupakan ajang kreativitas mahasiswa dalam mengungkapkan ide bisnis yang dapat direalisasikan dalam kegiatan bisnis. Business Plan membuka wawasan guna merancang, menciptakan, serta mengembangkan unit bisnis baru. Diutamakan bisnis yang berorientasi terhadap tiga bidang yaitu kuliner, jasa, fashion.
Tim Unhas merupakan satu diantara sekitar 200 peserta dari berbagai perguruan tinggi di seluruh Indonesia.
Tim ini menggagas suatu rencana bisnis online yang disebut “BengCall” yaitu bisnis jasa bengkel online. Ide bisnis ini berhasil mengungguli “Tukang Online” oleh tim tuan rumah UNY yang memperoleh juara kedua, dan “numpak.in” oleh tim dari Universitas Gadjah Mada yang memperoleh juara ketiga.
Muhammad Akbar Fahmi menjelaskan bahwa Bengcall merupakan rencana bisnis yang memberikan kemudahan layanan kepada pelanggan yang mengalami pecah ban, ingin servis ringan ataupun kehabisan bensin di jalan.
Selain itu, bengcall memberikan manfaat kepada mitra dalam hal ini para pebengkel kecil yang masih kesulitan menemukan pelanggan.
Baca Juga
“Ini adalah bisnis bengkel berbasis teknologi pertama di Indonesia, yang melibatkan pengusaha kecil. Jadi kami menawarkan jasa layanan kepada masyarakat, sekaligus memfasilitasi pebengkel kecil dalam memperoleh pelanggan,” kata Akbar dalam keterangan tertulis, Minggu (6/5/2018).
Akbar menjelaskan, ide ini didasari oleh kepedulian melihat realitas sekelilingnya. Pertama, sering terlihat ada orang pecah ban di jalan, atau kehabisan bensin, atau kendaraannya mogok. Mereka harus mendorong kendaraannya hingga berkilo-kilo meter sebelum menemukan bengkel.
Kedua, juga sering terlihat tukang bengkel keliling yang hingga berkilo-kilo meter jalan kaki tidak menemukan pelanggan. Kalaupun ketemu pelanggan, upah yang didapatkan sangat minim.
"Ini mengusik kami, sehingga kami melihat peluang itu sekaligus terpanggil untuk membantu mereka dengan pemberian jasa layanan yang menghubungkan pelanggan dan pebengkel,” papar Akbar.
Akbar, Sandi, dan Alim mengerjakan aplikasi ini sejak Februari 2018 lalu. Meskipun telah dapat beroperasi, namun mereka mengakui aplikasi ini belum sepenuhnya lengkap fitur-fiturnya.
“Kami masih terus merampungkan aplikasi ini. Sebenarnya yang kami butuhkan adalah investor, karena biaya pembuatan aplikasinya yang cukup besar,” kata Akbar.