Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

MUI Akan Klarifikasi Sukmawati Soekarnoputri soal Puisi

Wakil Ketua Umum MUI Zainut Tauhid Sa'adi mengatakan pihaknya akan memanggil Sukmawati Sukarnoputri guna memberikan klarifikasi atas puisi yang dibacakannya yang dinilai mengandung unsur SARA.
Majelis Ulama Indonesia (MUI)
Majelis Ulama Indonesia (MUI)

Kabar24.com, JAKARTA - Wakil Ketua Umum MUI Zainut Tauhid Sa'adi mengatakan pihaknya akan memanggil Sukmawati Sukarnoputri guna memberikan klarifikasi atas puisi yang dibacakannya yang dinilai mengandung unsur SARA.

Zainut juga menyesalkan puisi yang dibacakan oleh putri sang Proklamator Soekarno tersebut.

"Seharusnya beliau lebih bijak dalam memilih diksi dalam mengungkapkan narasi puisinya, sehingga tidak membuka ruang interpretasi yang dapat menimbulkan kesalahpahaman dan ketersinggungan pihak lain, khususnya umat muslim," kata Zainut dalam keterangannya kepada pers, Rabu (4/4/2018).

Akan tetapi, MUI juga meminta kepada masyarakat luas khususnya umat Islam agar tetap tenang, dan tidak terpengaruh untuk melakukan tindakan-tindakan yang melanggar hukum. Karena hal itu justru akan menodai ajaran Islam yang sangat luhur," katanya.

Menurutnya, Islam mengajarkan kepada umat muslim untuk melakukan proses tabayun (klarifikasi) dalam setiap menerima berita.

"Dan ajaran Islam juga mengajarkan kepada kita semuanya untuk saling berwasiat dan menasihati dalam masalah kebaikan dan kesabaran," tandasnya.

Puisi Sukmawati berjudul “Ibu Indonesia” itu membandingkan konde dengan cadar dan kidung dengan suara azan. Akibatnya berbagai kritik bermunculan termasuk komentar dari para politisi Senayan.

Anggota Komisi III DPR Nasir Djamil menilai puisi kontroversi bukan tidak mungkin akan menimbulkan kegaduhan seperti kasus penistaan agama yang menimpa bekas Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok yang berujung pada perpecahan umat.

"Tidak boleh ada warga negara Indonesia yang menghina simbol-simbol suatu agama. Karena itu puisi Sukmawati patut dinilai telah menimbulkan kecurigaan dan berpotensi seperti Ahok jilid dua," kata Nasir.

Menurutnya, muatan puisi yang dibacakan Sukmawati itu telah mendiskriditkan dan menghina nilai-nilai Pancasila, terutama sila pertama Pancasila yang berbunyi Ketuhanan Yang Maha Esa.

Menurutnya, sila tersebut adalah bukti bahwa Indonesia merupakan negara yang mengakui dan menghormati nilai-nilai Ketuhanan bagi setiap pemeluknya, tanpa terkecuali.

Karenanya, politisi PKS ini mengatakan, mestinya Sukmawati menyadari posisinya sebagai putri Proklamator RI Soekarno, yang juga adala simbol pemersatu Indonesia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Nancy Junita
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper