Bisnis.com, SURABAYA - Pemerintah Kota Surabaya berencana menyiapkan fasilitas penunjang seperti transportasi penghubung, gedung park and ride dan depo untuk melengkapi proyek Mass Rapit Transit (MRT) berupa trem.
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini mengatakan nantinya gedung park and ride akan dibangun di kantor Dinas Perhubungan Kota Surabaya yang berada di kawasan Dukuh Menanggal atau dekat bunderan Waru. Adapun depo Trem akan dibangun di Terminal Joyoboyo.
"Saya punya ide nanti kita harus bangun jembatan besar di Joyoboyo dan depo pemberhentian tremnya. Ini masih ideku, tapi kita akan konsultasi dengan para ahli di perguruan tinggi," katanya saat di ruang kerja Walikota Surabaya, Senin (2/10/2017).
Dia menjelaskan rencananya calon pengguna angkutan trem bisa berhenti dan memarkir kendaraannya di gedung Park and Ride, lalu penumpang menggunakan busway dari City of Tomorrow (Cito) menuju depo Joyoboyo.
"Setelah berhenti di Joyoboyo lalu naik trem menuju tengah kota, itu angan-angan saya. Targetnya sih 2019 dengan anggaran multiyear," imbuhnya.
Risma, panggilan walikota perempuan pertama itu, mengatakan nantinya kantor Dinas Perhubungan akan dipindahkan ke lokasi lain dengan alternatif di kawasan Tanjungsari.
Pengembangan proyek MRT ini cukup banyak mengalami hambatan salah satunya dibatalkannya pendanaan dari pemerintah pusat. Akhirnya pemkot terpaksa membuka tender untuk proyek trem.
Padahal, sebelumnya Kementerian Perhubungan bersama dengan PT Kereta Api Indonesia (KAI) dan Pemkot Surabaya telah menandatangani kesepakatan kerja sama. Di mana pembangunan MRT yang diperkirakan menelan investasi hingga Rp2,7 triliun akan ditanggung oleh Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
Pembangunan fase pertama dilakukan yakni jalur trem dari utara ke selatan Kota Surabaya yakni dari Jalan Tunjungan menuju Terminal Joyoboyo sepanjang 11,4 km dari total rencana panjang jalur trem 17,6 km.
"Saya akan bicara lagi dengan KAI, kita akan bicarakan kelanjutannya. Kalau KAI masih sepakat dengan kerja sama itu lalu kita lakukan dengan skim yang sama, kemudian kita lelang sendiri proyeknya. Saya sudah kontak ahli-ahli perguruan tinggi untuk duduk bersama," ujar Risma.
Namun, lanjut Risma, pemkot sangat berharap KAI mau bekerja sama dengan pengoperasian trem yang dilakukan oleh KAI karena dianggap lebih berpengalaman. Sehingga, kerja sama pemkot dan KAI tidak hanya sebatas pengadaan lahan untuk trem tetapi juga untuk operasionalnya.
Untuk mengantisipasi adanya perubahan pembiayaan, pemkot telah menyepakati perubahan anggaran keuangan APBD 2017 yakni mengalokasikan anggaran cadangan Rp18 miliar untuk proyek trem.
Dana cadangan tersebut bisa digunakan jika sewaktu-waktu ada kebutuhan mendadak saat progres pembangunan misalnya untuk sewa lahan ke KAI atau pihak lain yang lahanya dilintasi oleh trem.
Foto : Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini (putih) saat menggelar jumpa pers di Ruang Kerja Walikota Surabaya, Senin (2/10/2017).