Bisnis.com, JAKARTA— Presiden The Fed San Francisco John Williams mengatakan, otoritasnya ingin pastikan pasar global maupun domestik akan tetap tenang saat The Fed melakukan proses normalisasi moneter.
Williams juga mengatakan, pascamengerek suku bunga pertamanya tahun ini pada Maret, The Fed berpeluang besar untuk kembali melakukan pengetatan moneter dua kali lagi tahun ini. Pasalnya, perekonomian AS saat ini telah berada di dekat target yang ditentukan The Fed, terutama dari sisi pertumbuhan lapangan kerja dan inflasi.
“Kami ingin memastikan bahwa kami tidak mentolerir volatilitas yang tinggi melalui sentimen-sentimen yang tak perlu di tengah proses normalisasi moneter The Fed,” katanya dalam acara Simposium Perbankan dan Keuangan Asia di Singapura, seperti dikutip dari Reuters, Senin (29/5/2017).
Menurutnya, dengan pertumbuhan ekonomi yang diperkirakan akan mengalami rebound pada kuartal II/2017, pertumbuhan lapangan kerja yang kuat dan inflasi yang semakin mendekati target 2%, The Fed harus terus mengerek suku bunganya. Hal itu dilakukan untuk mengindari terjadinya overheating pada perekonomian Paman Sam.
Williams juga menyatkan bahwa The Fed telah berkomitmen untuk melakukan pemangkasan neraca keuangannya senilai US$4,5 triliun. Sama dengan hasil notulensi pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) pada awal bulan ini, dia memperkirakan proses pemangkasan neraca keuangan akan dilakukan mulai akhir tahun ini.
“Prosesnya akan dilakukan bertahap, terbuka dan mungkin akan sedikit membosankan. Kami ingin publik memahami secara pasti kebijakan pemangkasan neraca keuangan ini, supaya dapat meredam risiko gangguan di pasar akibat kebijakan ini,” lanjut Williams.
Terpisah, perekonomian AS masih tercata tumbuh melambat pada kuartal I/2017, kendati telah mengalami revisi. Data resmi terbaru dari Pemerintah AS memaparkan bahwa pertumbuhan ekonomi sepanjang Januari-Maret 2017 tumbuh 1,2% secara year on year (yoy).
Capaian itu naik dari laporan sebelumnya yang mencapai 0,7%. Revisi naik terjadi setelah adanya perbaikan pada data pertumbuhan investasi bisnis dan belanja konsumen.