Bisnis.com, SURABAYA - Kalangan pengusaha kafe dan restoran di Jawa Timur menyebutkan pertumbuhan industri kafe dan restoran pada semester I tahun ini cukup signifikan yakni mencapai 20%.
Ketua Asosiasi Pengusaha Kafe dan Restoran Indonesia (Apkrindo) Jatim, Tjahjono Haryono mengatakan jumlah pengusaha baru di sektor food and beverage ini terus bertambah, khususnya di Surabaya dan Malang.
"Kalau kami mengamati selama semester I ini ada 30 kafe restoran baru buka, atau dalam satu bulan bisa 8 restoran seperti di kawasan MERR Surabaya timur," katanya di sela-sela Buka Bersama Apkrindo, Kamis (23/6/2016).
Menurutnya, pertumbuhan industri kafe dan restoran ini karena pengusaha tersebut melihat masih adanya peluang di bisnis kuliner dibandingkan membuka usaha sektor lain. Apalagi secara daya beli masyarakat masih cukup baik meski ekonomi Indonesia tahun ini belum membaik.
"Selain itu di Surabaya, pengusaja melihat ada prospek yang bagus saat ada pengembangan infrastruktur atau akses jalan seperti di timur Surabaya. Bahkan investor asing pun masih melihat ruang untuk bermain bisnis di Surabaya," imbuhnya.
Sekjen Apkrindo Jatim, Mufid Wahyudi menambahkan sebenarnya kondisi industri kafe dan restoran tahun ini masih terdampak krisis global sejak tahun lalu. Meski secara pertumbuhan jumlah pengusaha bertambah tetapi secara penjualan belum signifikan.
"Tapi tahun ini sedikit lebih baik dibanding 2015. Kenapa sedikit? Karena masih banyak anggaran pemerintah yang tidak terserap di daerah dan itu menyebabkan industri-industri yang ada ikut terdampak," jelasnya.
Selain itu, adanya aturan pelaporan pengguna kartu kredit membuat konsumen mengurangi penggunaan kartu kredit yang biasanya mampu mendongkrak penjualan kafe dan restoran.
"Aturan pelaporan ini tidak ada sosialisasi yang baik, jadi konsumen pun takut begitu saja untuk menggunakan kartu kredit saat makan di restoran. Informasi dari perbankan dalam 3 bulan terakhir ini transaksi kartu kredit anjlok khususnya nasabah segmen menengah ke bawah," ujarnya.