Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ini Tiga Calon Panglima TNI yang Dinilai Layak

Presiden Joko Widodo belum memutuskan calon Panglima Tentara Nasional Indonesia untuk menggantikan Jenderal Moeldoko yang segera pensiun. Pak Presiden belum membahas soal nama calon panglima, kata Menteri Sekretaris Negara Pratikno di kantor Sekretariat Negara, 28 Mei 2015.
Personel gabungan TNI dan Polri mengikuti apel siaga Satgaspam VVIP Konferensi Asia Afrika (KAA) di silang Monas, Jakarta, Rabu (15/4/2015)./JIBI-Abdullah Azzam
Personel gabungan TNI dan Polri mengikuti apel siaga Satgaspam VVIP Konferensi Asia Afrika (KAA) di silang Monas, Jakarta, Rabu (15/4/2015)./JIBI-Abdullah Azzam

Kabar24.com, JAKARTA--Presiden Joko Widodo belum memutuskan calon Panglima Tentara Nasional Indonesia untuk menggantikan Jenderal Moeldoko yang segera pensiun. "Pak Presiden belum membahas soal nama calon panglima," kata Menteri Sekretaris Negara Pratikno di kantor Sekretariat Negara, 28 Mei 2015.

Pratikno menyatakan tidak tahu kapan nama pengganti Moeldoko akan dibahas. Begitu pula soal asal angkatan kandidat yang, menurut Wakil Presiden Jusuf Kalla, masih akan digodok. "Biar Presiden yang mengurus saja nanti," kata JK di kantornya.

Jenderal Moeldoko akan mengakhiri masa jabatan pada 1 Agustus 2015. Berdasarkan Pasal 13 ayat 4 Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2004 tentang TNI, jabatan panglima dapat dijabat secara bergantian oleh perwira tinggi aktif dari tiap angkatan yang sedang atau pernah menjabat sebagai kepala staf angkatan.

Tiga Kandidat

Direktur Program Imparsial Al Araf meminta Jokowi tetap memperhatikan sistem rotasi dalam pergantian panglima. Berdasarkan aturan itu, Al Araf menyebut Kepala Staf TNI Angkatan Udara Marsekal Agus Supriatna lebih berhak menggantikan Moeldoko, yang berasal dari Angkatan Darat. "Sebelumnya ada Agus Suhartono dari Angkatan Laut, jadi saat ini Angkatan Udara yang seharusnya jadi panglima," kata dia.

Al Araf juga menyebut pentingnya faktor rekam jejak para calon. Kandidat panglima, menurut dia, harus berpihak pada hak asasi manusia. "Mendukung penegakan dan pembela HAM," kata dia. Rekam jejak ini penting karena selama ini TNI selalu diidentikkan sebagai pihak yang tidak pro-HAM. Bahkan, tak jarang TNI dikaitkan dengan pelaku pelanggaran HAM.

Ketua Komisi Nasional Hak Asasi Manusia Hafidz Abbas menilai nama para calon panglima cukup baik dan bersih. Selain Marsekal Agus, dua kandidat lain adalah Kepala Staf TNI Angkatan Darat Jenderal Gatot Nurmantyo dan Kepala Staf TNI Angkatan Laut Laksamana Ade Supandi. "Reformasi di tubuh TNI sangat menggembirakan karena pengaduan masyarakat soal TNI sangat sedikit," ujarnya.

Marsekal Agus tidak mau banyak berkomentar ihwal namanya yang disebut sebagai kandidat kuat untuk menggantilan Moeldoko. "Semua hanya Allah yang tahu dan saya pasrah kepada-Nya," kata Agus.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Newswire
Sumber : Tempo.co

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper