Bisnis.com, JAKARTA – Kepala Stasiun Geofisika BMKG Kupang Sudaryono mengemukakan sumber Badan antariksa NASA mengatakan bila gerhana bulan pada malam nanti adalah sesuatu yang alami, dan tidak berbahaya atau berdampak besar bagi manusia.
"Saat gerhana terjadi, bulan sering terlihat berwarna kemerah-merahan karena sinar matahari yang menimpanya melewati atmosfer bumi," katanya menjelaskan seperti dikutip Antara, Sabtu (4/4/2015).
Ketika itu, spektrum warna biru pada cahaya matahari tersaring, sehingga yang tersisa hanya warna merah saja. Namun fenomena ini, ujarnya, tidak berbahaya bagi manusia.
Menurut dia, gerhana bulan merupakan peristiwa alam. Yaitu posisi bulan terhalangi cahaya matahari oleh bumi, sehingga tidak semuanya sampai ke bulan.
Peristiwa yang merupakan salah satu akibat dinamisnya pergerakan posisi matahari, bumi dan bulan itu, katanya, hanya terjadi saat fase purnama dan dapat diprediksi sebelumnya.
Sebelumnya, gerhana bulan total pertama dan kedua sudah terjadi di tahun 2014. Dan setelah gerhana bulan ketiga di malam Paskah nanti, akan ada gerhana bulan darah lagi yang diprediksi terjadi tanggal 28 September 2015.