Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

SEKS PRANIKAH: Kebanyakan remaja tak paham kesehatan reproduksi

JAKARTA: Minimnya pengetahuan remaja soal seks dan kesehatan reproduksi, membuat mereka melakukan hubungan seksual pranikah tanpa tahu bagaimana cara melindungi dirinya sendiri. Akibatnya banyak dari remaja tersebut yang sudah tidak perawan lagi, dan

JAKARTA: Minimnya pengetahuan remaja soal seks dan kesehatan reproduksi, membuat mereka melakukan hubungan seksual pranikah tanpa tahu bagaimana cara melindungi dirinya sendiri. Akibatnya banyak dari remaja tersebut yang sudah tidak perawan lagi, dan bahkan hamil."Data terbaru tentang masalah remaja yang terkait dengan seks dan kesehatan reproduksi ini belum ada lagi. Rencananya dalam Survai Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2012, masalah seks dan reproduksi kesehatan ini akan kita titipkan," kata Sudibyo Alimoeso, Deputi Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga, Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), hari ini di Jakarta.Dia menuturkan permasalahan remaja dewasa ini makin kompleks dan mengkhawatirkan. Terutama menyangkut soal seks dan kesehatan reproduksi. Hal tersebut dipicu oleh kurangnya informasi yang mereka serap dan dapatkan.Bayangkan saja, remaja usia 13-18 tahun sudah melakukan hubungan seks pranikah. Tidak tanggung-tanggung pula, sekitar 60% diantaranya melakukannya di dalam rumahnya sendiri.Data yang dihimpun oleh Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) pada 2006 itu, katanya, juga menyebutkan para remaja tersebut berhubungan seks tanpa memakai alat kontrapsepsi untuk melindungi mereka.Sedangkan hasil Survei Komnas Perlindungan Anak yang dilakukan di 33 provinsi pada 2008, sebanyak 97% remaja SMP dan SMA pernah menonton film porno.Mereka yang pernah berciuman, melakukan masturbasi, dan oral seks mencapai 93,7%. Dan remaja SMP yang tidak perawan sebanyak 62,7%, serta yang remaja melakukan pernah aborsi sebesar 21,2%. Kenapa hal ini bisa terjadi?Menurut Sudibyo, hal itu terjadi karena kurangnya pengetahuan reproduksi dan seksual yang benar kepada masyarakat dan para remaja.Dia menuturkan seksual aktif di kalangan remaja adalah realitas yang tidak bisa dipungkiri. "Tingginya remaja melakukan seks pranikah di rumah, karena kurangnya pengawasan dari orangtua. Selain itu orang tua merasa aman dengan membiarkan anaknya di rumah sendiri," ungkap Sudibyo. Dia memaparkan kebanyakan remaja yang melakukan hubungan seks pranikah, hanya untuk coba-coba karena penasaran. "Itu terjadi karena kurangnya pengetahuan kesehatan reproduksi dan seksual yang diserap oleh remaja," tambanya.Untuk itu, lanjut Sudibyo, BKKBN terus berupaya agar pelajaran seks dan reproduksi bisa dimasukkan ke dalam kurikulum pendidikan nasional,  agar seluruh remaja di Indonesia bisa mendapatkan pendidikan mengenai hal tersebut sejak awal."Kurikulum itu sudah mendesak. Sebab pengetahuan remaja mengenai kesehatan reproduksi masih terbatas akses informasinya.Kurangnya pengetahuan mengenai kesehatan reproduksi remaja, bisa berpengaruh pada perilaku seks remaja pranikah," ujar Sudibyo.Dia menjelaskan pengetahuan remaja mengenai kesehatan reproduksi adalah tentang masa subur. Menurut SDKI 2007, remaja perempuan dan laki-laki usia 15-24 tahun yang mengetahui tentang masa subur, baru mencapai 65%.Dia juga menyampaikan remaja perempuan dan laki-laki yang mengetahui risiko kehamilan, jika melakukan hubungan seksual, masing-masing hanya 63%. Penelitian tentang pengetahuan penyakit menular seksual (PMS) yang dilakukan di DKI Jakarta oleh LD-UI pada 2005, menunjukkan pengetahuan remaja tentang PMS masih sangat rendah, kecuali HIV/AIDS, yaitu 95%, dan raja singa sekitar 37%.Jadi, katanya, sekolah merupakan tempat yang tepat bagi remaja untuk mendapatkan informasi tersebut. Selain bisa mencegah penyakit menular seksual, juga mencegah hal negatif lainnya.Mengenai kurikulum ini, dia menyebutkan masih dipelajari oleh pihak Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. "BKKBN masih terus melakukan koordinasi dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan untuk mewujudkan hal tersebut," lanjutnya.Jika tidak bisa masuk sebagai suatu mata pelajaran tersendiri, katanya, diharapkan  kesehatan reproduksi remaja bisa terintegrasi ke dalam disiplin ilmu lainnya yang terkait. (faa)

BACA JUGA:

BURSA CAPRES 2014: Boediono gak berminat

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Adhitya Noviardi
Editor : Dara Aziliya

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper