Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kawasan GBK Bakal Dikelola Danantara, Dorong Target Aset US$1 Triliun

Kawasan Gelora Bung Karno (GBK) resmi masuk portofolio Danantara Indonesia untuk dikelola secara produktif.
Massa pendukung Paslon No Urut 02 Prabowo-Gibran memadati stadion Gelora Bung Karno (GBK), Senayan untuk kampanye akbar pada Sabtu (10/2/2024). JIBI/Afifah Rahmah Nurdifa
Massa pendukung Paslon No Urut 02 Prabowo-Gibran memadati stadion Gelora Bung Karno (GBK), Senayan untuk kampanye akbar pada Sabtu (10/2/2024). JIBI/Afifah Rahmah Nurdifa

Bisnis.com, JAKARTA — Kawasan Gelora Bung Karno (GBK) beserta asetnya akan resmi masuk ke dalam portofolio Danantara Indonesia. 

CEO Danantara Indonesia Rosan Perkasa Roeslani menjelaskan kawasan GBK, yang sebelumnya berada di bawah Kementerian Sekretariat Negara, akan dikelola Danantara secara produktif.

"GBK dan seluruh lokasi di sekitarnya akan dimasukkan ke dalam Danantara," pungkas Rosan usai agenda Town Hall Meeting Danantara di Jakarta Convention Center (JCC), Senayan, Senin (28/4/2025).

Langkah tersebut merupakan bagian dari upaya konsolidasi aset nasional guna mendorong nilai kekayaan Danantara menembus US$1 triliun. Rosan mengatakan bahwa saat ini total aset BUMN yang dikelola Danantara mencapai US$982 miliar.

Oleh karena itu, masuknya GBK yang disebut memiliki valuasi senilai US$25 miliar pada 8 tahun lalu, bakal memperkuat posisi Danantara sebagai pilar baru pertumbuhan ekonomi nasional. 

Rosan juga menyebutkan bahwa pengelolaan kawasan tersebut akan dilakukan dengan perencanaan matang untuk memberikan imbal hasil yang optimal dengan mengedepankan prinsip tata kelola yang baik.

"Ini akan menjadi aset yang produktif, menghasilkan return on asset [ROA] dan return on investment [ROI] yang kompetitif sesuai benchmarking internasional," ucapnya.

Dalam kesempatan itu, Rosan turut menggarisbawahi pentingnya peningkatan tata kelola dan profesionalisme di seluruh jajaran Danantara, sejalan dengan arahan Presiden Prabowo untuk memastikan tidak ada lagi praktik yang tidak patut dalam pengelolaan aset negara.

"Semua ini dilakukan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi nasional dan memastikan bahwa aset negara benar-benar produktif dan memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi rakyat Indonesia," ucap Rosan.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper