Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Denmark-AS Panas Usai Kunjungan Wapres JD Vance ke Greenland

Wakil Presiden Amerika Serikat (AS) JD Vance menuduh Denmark tidak melakukan pekerjaan yang baik dalam menjaga keamanan Greenland.
Presiden AS Donald Trump dan wakil presiden dari Partai Republik JD Vance dalam acara kampanye di Van Andel Arena di Grand Rapids, Michigan, Amerika Serikat, Sabtu (20/7/2024). Bloomberg/Emily Elconin
Presiden AS Donald Trump dan wakil presiden dari Partai Republik JD Vance dalam acara kampanye di Van Andel Arena di Grand Rapids, Michigan, Amerika Serikat, Sabtu (20/7/2024). Bloomberg/Emily Elconin

Bisnis.com, JAKARTA - Wakil Presiden Amerika Serikat (AS) JD Vance menuduh Denmark tidak melakukan pekerjaan yang baik dalam menjaga keamanan Greenland. 

Hal tersebut dia ungkapkan dalam kunjungannya ke pangkalan militer AS di Pituffik di utara pulau Arktik pada Jumat (28/3/2025) waktu setempat.

Vance mengindikasikan, Amerika Serikat akan lebih melindungi wilayah semi-otonom Denmark yang telah ditekan untuk diambil alih oleh Presiden Donald Trump.

Dia mengatakan AS tidak memiliki rencana segera untuk memperluas kehadiran militernya di darat tetapi akan berinvestasi dalam sumber daya termasuk kapal angkatan laut tambahan.

Vance berjanji akan menghormati kedaulatan Greenland tetapi juga mengisyaratkan bahwa wilayah itu akan merasakan manfaat dari bermitra dengan AS, dalam pernyataan yang disebut tidak adil oleh perdana menteri Denmark.

"Denmark tidak mengimbangi dan mencurahkan sumber daya yang diperlukan untuk menjaga pangkalan ini, menjaga pasukan kita, dan menurut pandangan saya, menjaga agar rakyat Greenland aman dari banyak serangan yang sangat agresif dari Rusia, Tiongkok, dan negara-negara lain," kata Vance dikutip dari Reuters, Sabtu (29/3/2025).

Trump sering mengatakan bahwa Amerika Serikat memiliki keharusan keamanan untuk memperoleh pulau itu, yang telah dikuasai oleh Denmark sejak 1721.

Serangan tajam Vance terhadap Denmark - sekutu lama AS dan anggota NATO - memberikan contoh lain tentang rendahnya perhatian yang diberikan pemerintahan Trump terhadap aliansi tradisional AS.

Vance, khususnya, tidak menahan diri dalam menyampaikan pesannya. Dia memberi kuliah kepada pejabat Eropa tentang kebebasan berbicara dan migrasi ilegal di benua itu selama perjalanan ke luar negeri bulan lalu.

Dia  kemudian menuduh Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy tidak menunjukkan rasa terima kasih yang cukup kepada Trump selama pertemuan yang kontroversial di Gedung Putih.

Di Greenland, Vance mengatakan Rusia, China, dan negara-negara lain memiliki minat yang luar biasa pada jalur Arktik, rute angkatan laut, dan mineral di wilayah tersebut. Vance mengatakan AS akan menginvestasikan lebih banyak sumber daya, termasuk kapal angkatan laut dan kapal pemecah es militer yang akan memiliki kehadiran yang lebih besar di negara tersebut.

Ketika penduduk Greenland menyatakan kekhawatiran yang mendalam tentang kunjungan tersebut, Vance berjanji bahwa penduduk Greenland akan memiliki penentuan nasib sendiri dan AS akan menghormati kedaulatannya.

"Saya pikir mereka pada akhirnya akan bermitra dengan Amerika Serikat. Kita dapat membuat mereka jauh lebih aman. Kita dapat melakukan lebih banyak perlindungan. Dan saya pikir mereka juga akan jauh lebih baik secara ekonomi," kata Vance

Pernyataannya disampaikan beberapa jam setelah koalisi pemerintah baru yang bertujuan untuk menjaga hubungan dengan Denmark untuk saat ini dipresentasikan di ibu kota, Nuuk.

Respons Greenland dan Denmark

Perdana menteri baru Greenland, Jens-Frederik Nielsen, mengatakan kunjungan AS menandakan "kurangnya rasa hormat," sementara para pemimpin Denmark menyatakan komitmen mereka terhadap Greenland.

"Selama bertahun-tahun kami telah berdiri berdampingan dengan Amerika dalam situasi yang sangat sulit. Oleh karena itu, deskripsi wakil presiden tentang Denmark tidak adil," kata Perdana Menteri Denmark Mette Frederiksen dalam sebuah pernyataan kepada kantor berita Denmark Ritzau.

Menteri Luar Negeri Denmark Lars Lokke Rasmussen mengatakan Vance "ada benarnya bahwa kita belum berbuat cukup, tetapi saya sedikit terprovokasi karena Amerika juga belum berbuat cukup." 

Rasmussen mengatakan bahwa AS saat ini memiliki pangkalan dengan 200 tentara, sementara selama Perang Dingin, Amerika memiliki 17 instalasi militer di Greenland dengan 10.000 tentara. 

Saat kunjungan Vance sedang berlangsung, Trump mengatakan kepada wartawan di Gedung Putih bahwa AS membutuhkan Greenland untuk memastikan perdamaian seluruh dunia.

"Kita membutuhkan Greenland, yang sangat penting, demi keamanan internasional. Kita harus memiliki Greenland. Ini bukan pertanyaan, 'Apakah menurutmu kita bisa hidup tanpanya?' Kita tidak bisa," kata Trump.

Trump mengatakan jalur perairan Greenland memiliki kapal-kapal China dan Rusia di mana-mana dan Amerika Serikat tidak akan bergantung pada Denmark atau siapa pun untuk menangani situasi ini.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper