Bisnis.com, JAKARTA – Kekhawatiran perang Rusia-Ukraina pecah menjadi konflik global semakin meningkat usai Rusia menembakkan rudal balistik ke wilayah Ukraina sebagai respons atas izin penggunaan rudal jarak jauh Amerika Serikat (AS) dan Inggris oleh Ukraina.
Melansir Reuters, Jumat (22/11/2024), Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan Rusia menembakkan rudal balistik jarak menengah hipersonik yang dikenal sebagai ”Oreshnik” (cokelat) ke kota Dnipro, Ukraina, pada Kamis waktu setempat.
Putin juga memperingatkan bahwa skala perang dengan Ukraina meningkat menjadi konflik global setelah Amerika Serikat dan Inggris mengizinkan Ukraina menyerang Rusia dengan senjata mereka.
Serangan ini merupoakan respons atas persetujuan penggunaan rudal jarak jauh Army Tactical Missile System (ATACMS) buatan AS dan rudal Storm Shadow buatan Inggris oleh Ukraina untuk menyerang Rusia.
“Sejak saat itu, seperti yang telah kami tekankan berulang kali, konflik regional di Ukraina yang sebelumnya diprovokasi oleh Barat telah mendapatkan elemen-elemen karakter global,” kata Putin.
Putin mengatakan bahwa AS mendorong dunia ke arah konflik globa, seraya mengingatkan bahwa Rusia akan merespons tegas dengan cara yang sama jika terjadi eskalasi tindakan agresif.
Baca Juga
Putin mengatakan bahwa serangan rudal Ukraina dengan ATACMS telah gagal menimbulkan kerusakan serius. Namun, serangan Storm Shadow di wilayah Kursk pada 21 November telah diarahkan ke titik komando dan menyebabkan kematian dan korban luka.
“Kami menganggap diri kami berhak untuk menggunakan senjata kami terhadap fasilitas militer negara-negara yang mengizinkan senjata mereka digunakan terhadap fasilitas kami. Jika ada orang lain yang meragukan hal ini, maka mereka salah - akan selalu ada tanggapan,” kata Putin.
Rusia menguasai 18% wilayah Ukraina, termasuk seluruh Krimea yang dianeksasi dari Ukraina pada 2014, 80% wilayah Donbas - wilayah Donetsk dan Luhansk - dan lebih dari 70% wilayah Zaporizhzhia dan Kherson, serta kurang dari 3% wilayah Kharkiv dan sebagian kecil wilayah Mykolaiv.
Ukraina dan Barat mengatakan bahwa agresi yang dimulai pada 2022 adalah upaya untuk merebut wilayah Ukraina yang berdaulat dan bahwa mereka khawatir Rusia akan mencoba menyerang anggota NATO suatu hari nanti jika Putin menang di Ukraina.
Putin menambahkan, Rusia tengah mengembangkan rudal jarak pendek dan menengah sebagai tanggapan atas rencana produksi dan penyebaran rudal jarak menengah dan pendek yang akan dilakukan oleh AS di Eropa dan Timur Jauh.
“Saya percaya bahwa Amerika Serikat melakukan kesalahan dengan secara sepihak menghancurkan perjanjian penghapusan rudal jarak menengah dan jarak pendek pada tahun 2019 dengan dalih yang tidak masuk akal,” kata Putin, mengacu pada Perjanjian Angkatan Nuklir Jarak Menengah (INF).
AS secara resmi menarik diri dari Perjanjian INF 1987 dengan Rusia pada tahun 2019 setelah mengatakan bahwa Moskow melanggar perjanjian tersebut. Tuduhan tersebut segera dibantah oleh Kremlin.
Putin memberlakukan moratorium sepihak atas pengembangan rudal yang sebelumnya dilarang oleh perjanjian INF. Ia mengatakan bahwa tindakan Rusia di masa depan akan bergantung pada tindakan Barat - dan ancaman terhadap Rusia.
“Izinkan saya mengingatkan Anda bahwa Rusia telah secara sukarela, secara sepihak berkomitmen untuk tidak mengerahkan rudal jarak menengah dan jarak pendek hingga saat senjata semacam ini muncul di wilayah mana pun di dunia,” jelasnya.