Bisnis.com, JAKARTA - Tahukah Anda, banyak orang Amerika Serikat dan beberapa negara lainnya memutuskan untuk menambang emas dari elektronik bekas.
Dan angka yang mereka dapat bukan main-main, dari penambangan emas di elektronik bekas, mereka bisa mendapat ratusan kilogram emas.
Dilansir dari Chemical & Engineering News, yang merupakan majalah berita mingguan yang diterbitkan oleh American Chemical Society, rata-rata orang di AS membuang 21 kg barang elektronik pada tahun 2022.
Sementara rata-rata orang di Norwegia (yang merupakan negara dengan sampah elektronik per kapita tertinggi) rata-rata membuang 27 kg sampah elektronik.
Jika dilihat secara global, orang membuang rekor 62 juta metrik ton (t) barang elektronik, menurut laporan terbaru Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang Pemantau Sampah Elektronik Global 2024.
Itu sama dengan berat lebih dari 1,7 juta truk semitrailer bermuatan penuh, yang jika berderet-deret, akan mencapai hampir di sekitar garis khatulistiwa.
Baca Juga
Namun yang tak banyak disadari orang adalah kenyataan bahwa sampah itu mengandung harta karun. Logam merupakan separuh dari sampah elektronik dunia di mana pada tahun 2022 dan bernilai $91 miliar.
Tembaga, besi, dan emas menyumbang sebagian besar nilai tersebut.
Limbah elektronik juga mengandung aluminium, platinum, dan unsur tanah jarang seperti neodymium, yang sangat penting untuk baterai dan turbin angin yang dibutuhkan untuk mengubah dunia menjadi energi hijau.
“Ada banyak manfaat dari bahan baku yang didaur ulang. Manfaatnya jauh lebih luas daripada sekadar jejak karbon,” kata Kees Balde yang merupakan spesialis ilmiah senior di Institut Pelatihan dan Penelitian PBB dan penulis utama laporan tersebut.
“Itulah alasan mengapa kita harus mendaur ulang setiap gram emas dan neodymium yang ada dalam limbah elektronik," ia menambahkan.
Oleh sebab itu, sebuah perusahaan rintisan bernama Mint Innovation yang terletak di sebelah barat Sydney mencoba untuk mendaur ulang sampah-sampah elektronik tersebut.
Mint meresmikan pabrik tersebut pada bulan April 2024. Saat beroperasi secara penuh, fasilitas tersebut akan menggunakan proses berbasis biologi untuk mendaur ulang 3.000 ton limbah elektronik yang dikumpulkan kota tersebut per tahun, memulihkan sekitar 0,5 ton emas dan 800 ton tembaga.
Perusahaan rintisan ini berfokus pada papan sirkuit cetak (PCB), panel plastik yang memuat perangkat elektronik dan kabel yang merupakan inti dari smartphone.
Tercatat, satu ton PCB mengandung sedikitnya 200 kg tembaga, 0,4 kg perak, dan 0,09 kg emas.
Konsentrasi emas dan logam mulia lainnya bisa 10 kali lebih tinggi daripada yang terdapat dalam bijih alami , dan logam-logam ini merupakan sebagian besar dari nilai PCB bekas.
Namun perusahaan mengalami kendala lantaran biaya dan alat yang bisa mendaur sampah elektronik ini terbatas.