Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rusia dan China Perkuat Kerja Sama Militer, Kompak Kritik AS

Menteri Pertahanan Rusia Andrei Belousov mengatakan negaranya berupaya memperkuat kemitraan tanpa batas dengan China.
Warga membawa bendera China di Beijing, China. Bloomberg/ Paul Yeung
Warga membawa bendera China di Beijing, China. Bloomberg/ Paul Yeung

Bisnis.com, JAKARTA - Rusia dan China mengadakan pembicaraan pertahanan dan militer yang substantif untuk meningkatkan hubungan antara kedua negara.

Mengutip Reuters pada Rabu (16/10/2024), Menteri Pertahanan Rusia, Andrei Belousov, mengatakan Moskow dan Beijing berupaya memperkuat kemitraan tanpa batas. Mereka juga meningkatkan kritik terhadap upaya AS untuk memperluas pengaruhnya di Asia.

“Departemen militer Rusia dan China bersatu dalam penilaian mereka terhadap proses global, dan mereka memiliki pemahaman yang sama mengenai apa yang perlu dilakukan dalam situasi saat ini,” kata Belusov dalam sebuah postingan di aplikasi pesan Telegram Kementerian Pertahanan Rusia.

Belousov mengatakan, dia bertemu dengan wakil ketua komisi militer pusat China, Zhang Youxia untuk melakukan pembicaraan yang sangat substantif.

Kementerian Pertahanan China mengatakan setelah pertemuan tersebut bahwa kedua belah pihak berharap untuk memperdalam dan memperluas hubungan militer dan mempertahankan pertukaran tingkat tinggi.

Kunjungan Belousov ke Beijing terjadi ketika militer China berjanji akan mengambil tindakan lebih lanjut terhadap Taiwan jika diperlukan setelah melakukan latihan perang selama satu hari yang dikatakan sebagai peringatan terhadap tindakan separatis dan menuai kecaman dari pemerintah Taiwan dan AS.

China dan Rusia mendeklarasikan kemitraan “tanpa batas” pada Februari 2022 ketika Presiden Vladimir Putin mengunjungi Beijing kurang dari tiga minggu sebelum pasukannya melancarkan invasi besar-besaran ke Ukraina, yang memicu perang darat paling mematikan di Eropa sejak Perang Dunia Kedua.

Pada Mei 2024, Putin dan Presiden China Xi Jinping menjanjikan sebuah "era baru" kemitraan antara dua rival terkuat Amerika Serikat, yang mereka anggap sebagai hegemon agresif Perang Dingin yang menyebarkan kekacauan di seluruh dunia.

Putin dan Xi juga sepakat untuk memperdalam “kemitraan strategis” mereka, kata Belousov, tanpa memberikan rincian. Dia menambahkan, pihaknya yakin bahwa pekerjaan yang bermanfaat dan pengambilan keputusan yang signifikan dan berat akan segera terjadi.

Rusia mengatakan pekan lalu bahwa pihaknya mendukung China dalam masalah-masalah Asia, termasuk kritik terhadap upaya AS untuk memperluas pengaruhnya dan upaya yang disengaja untuk memperburuk situasi di sekitar Taiwan.

AS mengatakan China mendukung upaya perang Rusia di Ukraina dengan memasok barang-barang yang bisa digunakan ganda, termasuk mikroelektronik, yang dapat membantunya membuat senjata. Tiongkok mengatakan pihaknya tidak menyediakan persenjataan kepada pihak mana pun, dan perdagangan normal dengan Rusia tidak boleh diganggu atau dibatasi.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper