Bisnis.com, JAKARTA - Shigeru Ishiba dijadwalkan untuk dipilih oleh parlemen sebagai perdana menteri Jepang berikutnya pada Senin (1/10/2024) setelah memenangkan pemilihan kepemimpinan Partai Demokratik Liberal atau LDP pekan lalu.
Kemenangan Ishiba dalam Pemilihan Pimpinan LDP baru pada dasarnya akan menjadikannya sebagai Perdana Menteri mengingat suara mayoritas yang dimiliki LDP dalam parlemen. Mengutip Reuters pada Senin (1/10/2024), Ishiba berhasil memenangkan pemilihan ini setelah sempat gagal dalam empat kesempatan sebelumnya.
Hasil pemungutan suara parlemen diperkirakan akan keluar sekitar pukul 13.40 waktu Jepang yang kemudian akan diikuti oleh penunjukkan Ishiba sebagai Perdana Menteri dan anggota kabinetnya oleh Kaisar Jepang dalam sebuah upacara di Istana Kekaisaran Tokyo.
Pria berusia 67 tahun tersebut mengambil alih kepemimpinan LDP yang sedang mengalami krisis, setelah dukungan publik terhadap partai tersebut menyusut selama dua tahun terakhir dengan terungkapnya hubungan dengan sebuah gereja yang dicap sebagai aliran sesat oleh para kritikus dan skandal mengenai sumbangan yang tidak tercatat.
Ishiba mengatakan dirinya membaca tiga buku sehari dan lebih memilih melakukan hal itu daripada bergaul dengan rekan-rekannya di partai LDP yang memilihnya sebagai pemimpin baru mereka.
Mengutip informasi pada laman resmi Partai LDP, Ishiba tercatat telah terpilih sebagai anggota parlemen sebanyak 12 kali selama karier politiknya. Selain itu, dia juga pernah mengisi beberapa jabatan level Menteri seperti Menteri Pertahanan, Menteri Pertanian, Kehutanan dan Perikanan, Menteri Negara Kawasan Khusus Strategis Nasional, dan Menteri yang membidangi Mengatasi Penurunan Populasi dan Vitalisasi Perekonomian Lokal di Jepang.
Baca Juga
Sebagai mantan menteri pertahanan yang masuk parlemen pada tahun 1986 setelah karier singkat di sektor perbankan, Ishiba dikesampingkan oleh perdana menteri sebelumnya termasuk Perdana Menteri Fumio Kishida, dan malah menjadi suara yang berbeda pendapat di partai tersebut.
Dia telah memberontak terhadap kebijakan-kebijakan termasuk peningkatan penggunaan energi nuklir dan mengkritik partainya karena tidak mengizinkan pasangan menikah menggunakan nama keluarga yang berbeda.
“Saya jelas telah menyakiti perasaan banyak orang, menyebabkan pengalaman yang tidak menyenangkan dan membuat banyak orang menderita. Saya dengan tulus meminta maaf atas semua kekurangan saya,” katanya kepada anggota parlemen LDP yang berkumpul di markas partai untuk pemilu, sebelum kemenangan tipisnya atas nasionalis garis keras Sanae Takaichi.
Ishiba berjanji untuk memindahkan beberapa kementerian dan lembaga pemerintah keluar dari Tokyo untuk membantu menghidupkan kembali wilayah-wilayah Jepang yang hampir mati. Dia juga mengusulkan pembentukan sebuah badan untuk mengawasi pembangunan tempat penampungan darurat di seluruh Jepang yang rawan bencana.
Pandangan terang-terangan Ishiba, termasuk seruan agar Kishida mundur, telah membuatnya mendapat musuh di LDP. Permusuhan tersebut, yang juga berasal dari pembelotannya selama empat tahun ke kelompok oposisi pada tahun 1993, sempat menyulitkan Ishiba untuk memenangkan 20 nominasi yang dibutuhkan dari sesama anggota parlemen untuk memenuhi syarat sebagai kandidat pimpinan LDP.
Kurangnya popularitasnya di kalangan anggota parlemen membuat Ishiba harus bergantung pada dukungan yang dia peroleh dari para anggota selama empat dekade berkiprah di dunia politik.
Ishiba tetap menjadi sorotan publik selama tidak lagi menjabat di pemerintahan melalui penampilan di media, postingan media sosial, dan di YouTube. Pada media sosialnya, Ishiba berbicara mengenai beragam topik, mulai dari menurunnya angka kelahiran di Jepang hingga mie ramen.
Dia juga mengolok-olok dirinya sendiri, termasuk sikapnya yang terkadang canggung dan hobi-hobinya, seperti model kapal plastik dan pesawat militer, beberapa di antaranya dia pajang di rak buku yang berjajar di kantor parlemennya di Tokyo.
Diplomasi AS dan NATO Asia
Dilihat sebagai tokoh intelektual kelas berat LDP dan ahli dalam kebijakan keamanan nasional, dia menganjurkan Jepang yang lebih tegas sehingga dapat mengurangi ketergantungannya pada sekutu lamanya, AS, dalam pertahanannya.
Posisi tersebut, menurut para analis, dapat memperumit hubungan dengan Washington. Selama kampanye kepemimpinan LDP, Ishiba menyerukan Jepang untuk memimpin pembentukan "NATO Asia", sebuah gagasan yang dengan cepat ditolak oleh Washington karena dianggap terlalu terburu-buru.
Di Okinawa, tempat sebagian besar pasukan AS di Jepang terkonsentrasi, dia mengatakan akan melakukan pengawasan yang lebih besar terhadap pangkalan yang mereka gunakan. Dia juga ingin Washington memberi Jepang hak untuk menentukan cara menggunakan senjata nuklir di Asia.
Dalam sebuah wawancara, Ishiba juga mengkritik reaksi politik AS terhadap tawaran Nippon Steel untuk US Steel, dengan mengatakan bahwa hal itu secara tidak adil menjadikan Jepang sebagai risiko keamanan nasional. Kishida menghindari berkomentar mengenai masalah ini menjelang pemilihan presiden AS.
Meski demikian, Ishiba telah melunakkan beberapa posisi kebijakan yang membuatnya berselisih dengan rekan-rekan partainya, terutama dengan mengatakan bahwa dia akan tetap mengoperasikan beberapa reaktor di Jepang, meskipun dirinya pernah menentang tenaga nuklir dan mendukung sumber energi terbarukan.
Seorang konservatif fiskal yang berjanji untuk menghormati independensi Bank of Japan dalam menetapkan kebijakan moneter, baru-baru ini dia mengatakan masih belum jelas apakah kondisinya tepat untuk kenaikan suku bunga baru.
“Politisi tidak perlu menjadi sahabat, asalkan kebijakan dan posisi politiknya sejalan,” kata Ishiba dalam video yang diunggah di YouTube pekan lalu.