Bisnis.com, JAKARTA - Israel berada dalam posisi siaga tinggi dan meningkatkan komando pertahanan udaranya untuk menghadapi kemungkinan serangan rudal atau drone dari Iran menyusul serangan udara yang menewaskan komandan senior Garda Revolusi di Suriah.
Militer Israel juga mempertimbangkan untuk membuka kembali tempat perlindungan di Tel Aviv sebagai tindakan pencegahan terhadap kemungkinan serangan, menurut Kantor Berita Mehr.
“Sesuai dengan pertimbangan akan kondisi terkini, telah diputuskan bahwa libur cuti akan dihentikan sementara untuk semua unit tempur IDF [Pasukan Pertahanan Israel]. IDF sedang berperang dan pengerahan pasukan sedang dalam penilaian terus menerus sesuai dengan kebutuhan,” kata militer dalam sebuah pernyataan sebagaimana dilansir The Guardian, Jumat (5/4/2024).
Iran telah bersumpah akan membalas dendam kepada Israel setelah serangan udara menghancurkan konsulat Iran di Damaskus, menewaskan sedikitnya 11 orang, termasuk seorang komandan senior pasukan al-Quds dari Korps Pengawal Revolusi Islam (IRGC).
Menteri Luar Negeri Iran, Hossein Amir-Abdollahian, mengatakan, "Kami menganggap agresi ini telah melanggar semua norma diplomatik dan perjanjian internasional. Benjamin Netanyahu benar-benar kehilangan keseimbangan mental karena kegagalan berturut-turut di Gaza dan kegagalannya mencapai tujuan Zionisnya.”
Sementara itu, Duta Besar Iran untuk Suriah, Hossein Akbari, mengatakan tanggapan Iran terhadap serangan tersebut akan sama besarnya dan kerasnya dengan apa yang dilakukan Israel.
Baca Juga
Para pemimpin Iran di Teheran menggambarkan penargetan misi diplomatik pada Senin malam sebagai hal yang belum pernah terjadi sebelumnya dan menjanjikan tanggapan yang keras.
Meskipun Israel belum secara resmi mengakui keterlibatannya, insiden tersebut berpotensi semakin mengganggu stabilitas kawasan yang sudah bergejolak.