Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jokowi Jadi Ketum Golkar, Masuk Nalar atau Hanya Kelakar?

Jokowi disebut oleh beberapa pihak memiliki peluang untuk menduduki kursi ketua umum Partai Golkar
Presiden Jokowi menggunakan dasi kuning/Biro Pers Sekretariat Presiden
Presiden Jokowi menggunakan dasi kuning/Biro Pers Sekretariat Presiden

4 Calon Ketum Golkar

Wakil Ketua Umum Partai Golkar Bambang Soesatyo (Bamsoet) mengungkapkan sudah ada empat calon ketua umum (ketum) yang siap bertarung memperebutkan jabatan kursi nomor satu Partai Golkar dalam forum musyawarah nasional (Munas) pada tahun ini.

Mereka adalah ketua umum Partai Golkar petahana sekaligus Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang, Menteri Investasi Bahlil Lahadalia, dan Ketua MPR Bambang Soesatyo. Tak ada nama Jokowi di sana. 

Lalu, di antara keempatnya siapa yang paling berpeluang?

Peneliti politik dari Citra Institute, Efriza berpendapat keempatnya punya kelebihan dan kekurangan masing-masing.

Untuk Airlangga, kata Efriza, peluangnya kecil untuk terpilih kembali. Apalagi, lanjutnya, melihat tren kepemimpinan Airlangga selama ini.

Meskipun demikian, Efriza merasa kedekatan Airlangga dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) bisa menjadi kartu as. Menurutnya, Jokowi masih jadi figur berpengaruh dalam partai politik mengambil keputusan.

"Airlangga Hartarto figur yang loyal kepada Jokowi. Jadi Jokowi mempertimbangkan dirinya," ujar Efriza kepada Bisnis, Jumat (8/3/2024).

Untuk Agus Gumiwang, dinilai bisa menjadi kuda hitam Dalma perebutan kursi ketum Golkar. Bagaimanapun, Agus dekat dengan Airlangga dan juga loyalis Jokowi sejak 2014.

Oleh sebab itu, Efriza berpendapat Agus harus bermain sebagai penyatu sehingga dipandang sebagai sosok menjadi alternatif dari kepentingan pemerintah sekaligus kepentingan Airlangga apabila peluang menko perekonomian itu menipis terpilih menjadi ketum kembali.

"Ini tantangan buat Agus Gumiwang, untuk membuktikan memang loyalis Jokowi yang bisa dipercaya untuk memimpin Golkar ke depannya," katanya.

Untuk Bahlil, Efriza merasa harus diperhitungkan sebab salah satu orang kepercayaan Jokowi. Meski demikian, dia melihat popularitas Bahlil di antara kader Golkar dan masyarakat umum bukan yang terbaik.

Terakhir, untuk Bamsoet peluangnya dirasa tinggi. Meski demikian, Efriza berpendapat Bamsoet harus bisa menggoda Istana karena semua pesaingnya merupakan pembantu presiden.

Bahkan, Bamsoet diyakini harus mengajak Airlangga mendukungnya. Dia mengingatkan dalam Munas Golkar terdahulu, Bamsoet sudah mengalah dari Airlangga dalam perebutan kursi ketum.

"Dia menjadi alternatif pilihan kader terbaik dari Golkar yang memang diperhitungkan karena kedekatannya dengan tokoh-tokoh senior partai Golkar. Posisi ini yang semestinya dilakukan oleh Bamsoet," ungkap Efriza.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Halaman
  1. 1
  2. 2
Penulis : Dany Saputra
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper