Bisnis.com, JAKARTA – Indeks Persepsi Korupsi (IPK) atau Corruption Perception Index (CPI) Indonesia pada 2023 tercatat stagnan pada skor 34/100 atau sama dengan perolehan skor 2022 yakni 34/100.
Transparency International Indonesia (TII) mengatakan bahwa sebelumnya tren skor IPK sudah mengalami penurunan. Teranyar, pada 2022 skor IPK turun ke 34/100 dari skor 2021 38/100.
Menurut Sekretaris Jenderal TII Danang Widoyoko, demokrasi Indonesia sedang berjalan mundur dengan cepat. Hal itu tercermin dari rendahnya juga pemberantasan korupsi.
"Langkah mundur itu serentak dengan rendahnya pemberantasan korupsi dan perlindungan HAM di Tanah Air. Padahal, tanpa penegakan korupsi yang mumpuni, perlindungan HAM sejati tidak akan diraih," kata Danang, Selasa (30/1/2024).
Adapun secara global, Indonesia berada di peringkat 115 dari 180 negara yang disurvei.
Sementara itu, IPK atau CPI di Indonesia dibentuk dari delapan sumber data. Empat sumber data tercatat mengalami stagnasi yakni Global Insight, World Justice Project-Rule of Law Index, PERC Asia Risk Guide dan Economist Intelligence Unit.
Lalu, tiga sumber data mengalami kenaikan yaitu Bertelsmann Transformation Index, IMD World Competitiveness Yearbook dan Varieties of Democracy Project.
Adapun CPI adalah sebuah alat ukur yang dikeluarkan oleh TII secara global di 180 negara. Situasi korupsi di masing-masing negara atau kawasan (region) tergantung situasi politik-hukum yang ada.