Bisnis.com, JAKARTA - Puisi tentang lingkungan memiliki peran yang sangat penting dalam menginspirasi kesadaran akan keindahan alam serta mendukung gerakan pelestariannya.
Puisi lingkungan alam mampu membangkitkan rasa cinta, kekaguman, dan kekaguman terhadap keindahan alam. Melalui kata-kata yang indah, puisi menciptakan gambaran yang memikat tentang keelokan alam, memancing keinginan untuk menjaganya.
Di sisi lain, puisi seringkali menjadi wadah untuk menyampaikan pesan-pesan lingkungan. Dengan menggunakan bahasa yang indah, puisi menggambarkan kondisi alam dan perubahan yang terjadi di sekitar kita, mendorong kesadaran akan perlunya pelestarian alam.
Selain itu, puisi tentang lingkungan memiliki kekuatan untuk menggugah tindakan nyata. Dengan menggambarkan keindahan yang terancam oleh tangan manusia, puisi bisa menjadi panggilan untuk bertindak, mulai dari upaya kecil seperti menjaga kebersihan lingkungan hingga aksi pelestarian alam secara luas.
Contoh Puisi Lingkungan Alam yang Bermakna dan Singkat
1. Alam yang Penuh Pesona
Di antara hamparan luas bumi yang luas,
Lingkungan menyapa dengan keindahannya yang tiada tara,
Baca Juga
Gunung menjulang gagah, sungai mengalir lega,
Menyelusuri hutan yang mempesona,
Hijau memenuhi panorama yang menawan,
Pohon-pohon menjulang tinggi bersama dedaunan,
Burung-burung menyanyikan lagu alam yang indah,
Sungai mengalir, menghidupkan kehidupan.
Namun, sayangnya, ada yang kurang tepat,
Manusia dengan kelalaian dan kekhilafan,
Mengabaikan keelokan ini dengan terbuai,
Merusak, menghancurkan, meninggalkan luka di bumi,
Plastik menyelimuti lautan yang biru,
Hutan ditebang tanpa rasa kasihan,
Polusi melanda, mengancam keberlangsungan,
Kita melupakan, lingkungan ini rumah kita.
Saatnya berubah, saatnya beraksi,
Tangan-tangan kita adalah penjaga alam,
Tanamkan pohon, bersihkan lautan,
Pantaskan alam, bebas dari pencemaran.
Setitik usaha, tetes demi tetes,
Mampu merubah arah kehancuran,
Satukan langkah, jaga lingkungan,
Untuk masa depan, untuk anak cucu kita.
Mari kita wujudkan, lingkungan yang lestari,
Harmoni antara alam dan kehidupan manusia,
Bersama kita bisa, menjaga pesona alam,
Bersama kita bisa, menjaga rumah kita, bumi yang kita cintai.
Itulah pesan yang ingin kita sampaikan,
Jaga, lindungi, jadikan cinta alam sebagai aksi nyata,
Agar pesona ini terus abadi,
Agar anak cucu kita juga merasakan keindahannya.
2. Puisi tentang Keindahan Alam
Di dalam senyap alam yang megah,
Gunung menjulang ke langit biru,
Pohon-pohon berdansa di angin sejuk,
Menyanyikan lagu yang tak terucap.
Sungai mengalir dengan gemericik lembut,
Menyusuri lembah dengan keanggunan,
Memeluk batu-batu kecil di tepinya,
Menciptakan suara yang merdu.
Hijau yang meliputi setiap pandangan,
Daun-daun bergoyang, merespons tiupan angin,
Menari riang, menyampaikan kegembiraan,
Dalam seruan alam yang penuh kedamaian.
Langit biru menutupi alamnya,
Dengan awan-awan putih yang berarak,
Matahari yang menyinari dengan lembut,
Memberikan kehangatan pada semua makhluk.
Burung-burung terbang di atas puncak-puncak,
Menyanyikan lagu alam yang indah,
Membawa pesan kedamaian dan kehidupan,
Menyatu dalam keindahan alam semesta.
Namun sayang, seringkali terabaikan,
Manusia lupa akan keharmonisan ini,
Mencemari, merusak dengan tergesa-gesa,
Menyisakan luka di bumi yang tercinta.
Plastik menghiasi lautan yang biru,
Hutan-hutan ditebang dengan rakus,
Polusi dan limbah merusak ekosistem,
Mengusik keseimbangan alam yang rapuh.
Hari ini, saatnya kita bertindak,
Menjadi pelindung, menjaga kelestarian,
Satu tindakan kecil, satu langkah awal,
Menciptakan perubahan untuk alam yang lebih baik.
Tanamlah pohon, bersihkan sungai dan laut,
Lindungi hutan, kurangi jejak karbon,
Setitik usaha, tapi berdampak besar,
Menjaga keindahan alam, satu tujuan bersama.
Kita sebagai bagian dari alam ini,
Bersama kita bisa memperbaiki,
Mengembalikan keelokan yang terluka,
Dan merawatnya dengan penuh kasih sayang.
Masa depan bumi ada di tangan kita,
Mari jadikan alam indah ini abadi,
Untuk anak cucu, untuk masa yang akan datang,
Satukan tangan, lindungi keindahan alam.
3. Melodi Alam
Dalam bisikan angin yang menari lembut,
Alam mencipta sebuah seni yang abadi.
Gunung menjulang gagah di kejauhan,
Menatap langit biru yang tak terhingga.
Sungai yang mengalir dengan gemericik riang,
Mengalir di lembah, melalui batu-batu halus.
Pohon-pohon rimbun menghijau dalam sorot mentari,
Mencipta bayangan indah yang tak terpadamkan.
Namun, ada luka di dalam indahnya alam,
Tangan-tangan manusia merusak harmoninya.
Sampah menyelimuti lautan yang biru,
Hutan-hutan ditebang tanpa belas kasihan.
Polusi mengepung, mencemari sisi terindah,
Mengusik keseimbangan alam yang rapuh.
Hewan-hewan terancam, habitat terusik,
Sedang alam menangis, siapa yang mendengar?
Tiba saatnya, mari bersatu dalam langkah,
Menjadi pelindung bagi alam yang terluka.
Tindakan kecil menjadi awal perubahan,
Menjadi harapan bagi alam yang tercinta.
Mulailah dengan tindakan sederhana,
Tanamlah pohon, bersihkan sungai dan lautan.
Kurangi jejak karbon, lindungi kehijauan,
Satu langkah, namun berdampak besar.
Kita punya kemampuan merestorasi,
Membangun kembali keindahan yang terkikis.
Untuk masa depan, agar tetap lestari,
Satukan tekad, jadikan alam abadi.
Hamparan hijau, samudra yang biru,
Merupakan karya agung sang Pencipta.
Maka jaga alam dengan sepenuh hati,
Karena hanya satu bumi yang kita miliki.
4. Alam yang Membisu
Di alam yang membisu dengan kedamaian,
Gunung menjulang tinggi menatap langit biru,
Hutan-hutan menari dalam kesejukan,
Sungai mengalir dengan riang tak terduga.
Namun, ada bayang suram mengganggu indahnya,
Sampah merajalela di lautan yang biru,
Hutan terus tergerus tanpa belas kasihan,
Polusi menyelimuti alam yang rapuh.
Kini saatnya tindakan, langkah awal dari kita,
Jadilah pelindung bagi keelokan alam,
Setitik usaha, mengubah arah kehancuran,
Menjadi penjaga bagi rumah yang kita huni.
Tanamlah pohon, bersihkan sungai dan pantai,
Kurangi jejak karbon, lindungi kehidupan,
Tindakan kecil, namun berarti besar bagi bumi,
Satukan tekad, jadikan alam abadi.
Keindahan alam, anugerah tak ternilai,
Kita sebagai pelindungnya, menjaganya untukmu,
Harmoni antara manusia dan alam tercipta,
Satu langkah kecil, perubahan yang besar.
5. Puisi Tentang Pencemaran Lingkungan
Di sungai jernih, dulu air mengalir bersih,
Kini tercemar, air biru kini gelap mendung,
Plastik, limbah, merusak pesona sungai,
Memangsa keindahan alam, merenggut kedamaian.
Sungai yang dahulu mengalir riang gembira,
Kini terdiam, tercekik oleh sampah tak bernyawa,
Ia membelokkan jalannya, tak lagi bersinar,
Menjadi cermin betapa kita tak perduli padanya.
Limbah mencemari, melilit sungai dengan pelukan,
Airnya tak lagi jernih, terhimpit oleh keegoisan,
Sedih, sungai yang dulu sebagai mata air kehidupan,
Kini menjadi saksi bisu akan keserakahan manusia.
Oh sungai, simpanlah deritamu yang sunyi,
Di dalam gemuruh air yang telah berubah,
Doakanlah agar kita sadar akan keberartianmu,
Agar kembali bersih, mengalir dengan damai.
Marilah kita, sebagai penjaga alam dan pencinta,
Berbuat untuk menyelamatkan pesona sungai,
Agar airnya jernih kembali, hidup kembali tumbuh,
Sungai jernih, menjelang kembali kedamaianmu.
6. Puisi Tentang Kehilangan Satwa Liar
Di hutan sunyi, harimau dulu berkeliaran,
Kini langkahnya redup, habitatnya hancur,
Kehilangan satwa, suara hutan kian sunyi,
Kami, manusia, bertangis di atas kesalahan kita.
Bayangan harimau tersembunyi di balik pepohonan,
Dulu gemerlap mata mereka, kini tak lagi terdengar,
Rimba sunyi, hampa tanpa jejak langkahnya,
Kami, manusia, menyesal dalam duka yang terus berkobar.
Penghuni hutan yang bersahabat dengannya,
Kini tak lagi bertemu, tak lagi berjumpa,
Mereka yang dulunya menjaga keseimbangan alam,
Kini hilang, mengikis kekayaan alam secara perlahan.
Kehadiran mereka membawa kehidupan,
Kehilangan mereka membawa kesedihan,
Hutan menjadi tempat sunyi yang mengharu biru,
Kami, manusia, meratapi kekhilafan kami yang membawa kehancuran.
Namun, semangat terbakar untuk menyelamatkan,
Agar hutan kembali riuh dengan jejak mereka,
Kami berjanji, di setiap langkah dan tindakan,
Akan memulihkan rumah mereka, memulihkan keseimbangan alam.
7. Puisi Tentang Perjuangan Lingkungan
Dalam terik matahari, pejuang hijau berdiri,
Menanam pohon, menyelamatkan alam kita,
Demi masa depan, suara-suara tanaman berkobar,
Mereka, harapan kita untuk alam yang lestari.
Penuh semangat, mereka gali tanah di kebun,
Bibit pohon, penjaga kehidupan yang merajut,
Mengubah gersang menjadi hutan yang hijau,
Mereka, pahlawan tanpa tanda, menyemai kebaikan.
Langkah demi langkah, mereka menjaga alam,
Memelihara kebun, memastikan kehidupan berkelanjutan,
Pohon yang ditanam, menjadi kisah terpanjang,
Mereka, garda terdepan menyelamatkan bumi kita.
Dalam keringat, pejuang hijau bekerja,
Berteriak untuk pemulihan, menata kehidupan yang baik,
Harapan terang, di setiap pohon yang tumbuh,
Mereka, penerang jalan bagi masa depan bumi kita.
8. Puisi Tentang Kutukan Plastik
Plastik berterbangan, menari di angkasa biru,
Seperti kutukan yang tak pernah henti,
Berbalut bumi, menciptakan luka dalam,
Plastik, senyawa mematikan, membebani tanah.
Tas plastik, botol yang mengambang di lautan,
Meninggalkan jejak menyakitkan, berulang kali,
Luka yang ditinggalkan dalam rahim alam,
Kesengsaraan yang tak terlihat, terabaikan oleh kita.
Tanah menjadi tumpukan sampah yang tak terurai,
Menumpuk plastik, sebagai saksi bisu dari tindakan kita,
Rasa tak berdaya dalam membebaskan diri,
Plastik, bencana yang menghantui tanah kita.
Namun, kita dapat mengubah alur cerita,
Menghentikan kutukan plastik yang tak kenal lelah,
Dengan tindakan bijak, menjaga lingkungan,
Mengurangi beban plastik, menyelamatkan bumi yang kita cintai.
9. Puisi lingkungan tentang perusakan lingkungan akibat manusia
Hutan menangis dalam senyapnya malam,
Jejak manusia terpahat dalam kedalaman,
Pohon-pohon rebah, tanah tandus merintih,
Kerinduan alam, terabaikan, tak tersentuh.
Sungai-sungai menjerit, airnya tak lagi bersih,
Limba, sampah, mengalirkan derita yang tiada henti,
Binatang-binatang terkurung dalam asap hitam,
Kemarau melanda, kesedihan alam yang tak terucap.
Gunung-gungun berkabut, lautan mengeluh,
Laut yang dulu biru, kini hancur oleh limbah,
Korban tak berdosa, keberadaan tak terjaga,
Manusia, penjaga alam, justru jadi penghancurnya.
Keraguan alam terlihat di langit biru yang kelabu,
Bumi yang sakit, merintih di setiap sudutnya,
Tapi, masih ada waktu, masih ada harapan,
Mari, jadikan tangan kita penyelamatnya.
Dengan langkah kecil, berbagi cinta pada alam,
Kurangi jejak, kembalikan kehidupan yang terhilang,
Jadilah penyelamat, jangan jadi penghancur,
Kita, manusia, harus jadi pelindung alam yang tercinta.
10. Puisi tentang lingkungan, Seruan Alam: Menjadi Pelindung Bumi
Di antara dedaunan hijau yang merdu,
Bumi menangis dalam bisikan senja,
Tangisan alam, terlukis di langit biru,
Kita, penyelamat ataukah penghancurnya?
Air mengalir dengan rahasia yang pilu,
Matahari menyaksikan, bumi dalam sengsara,
Kita, nafasnya ataukah belenggu penjara?
Pilihan ada di tangan, kehidupan di tangan kita.
Dengarlah, jeritan alam memanggil,
Mendekap hati, membangkitkan nurani,
Langkah kecil, suara batin, berubahlah,
Jadilah pelindung, bumi butuh kita.
Singkat namun mendalam, cinta pada alam,
Dalam tiap detik, tindakanlah penjaga,
Puisi ini, ajakan pada hati nurani,
Agar alam tetap indah, lestari untuk kita.