Bisnis.com, JAKARTA - Beberapa cabang restoran cepat saji asal Barat tampak sepi di Kairo, Mesir. Gerai retail tersebut, salah satunya McDonakd, terdampak kampanye boikot atas serangan militer Israel di Jalur Gaza sejak munculnya serangan Hamas di Israel selatan pada 7 Oktober.
Seruan boikot produk retail makanan Barat juga terjadi di Yordania dan menyebar di beberapa negara Arab lainnya termasuk Kuwait dan Maroko.
Beberapa perusahaan yang menjadi sasaran dari kampanye boikot dianggap mengambil sikap pro-Israel dan beberapa lainnya juga diduga memiliki hubungan keuangan dengan Israel ataupun melakukan investasi di sana.
Ketika kampanye ini mulai menyebar ke seluruh dunia, seruan boikot yang beredar di media sosial ini mencakup produk hingga perusahaan. Kampante ini juga mendorong konsumen untuk beralih ke produk lokal.
Di Mesir, kecil kemungkinan orang turun ke jalan untuk memprotes serangan Israel ke Palestina karena pembatasan keamanan sehingga boikot dinilai menjadi satu-satunya cara terbaik untuk membuat suara mereka didengar.
“Meskipun saya tahu ini tidak akan berdampak besar pada perang, maka setidaknya ini yang bisa kita lakukan sebagai warga negara yang berbeda agar kita tidak merasa tangan kita berlumuran darah,” kata Reham Hamed warga Kairo dilansir dari Reuters, Kamis (23/11/2023).
Baca Juga
Meskipun tak banyak, warga Yordania yang pro-boikot bahkan masuk ke gerai McDonald's dan Starbucks untuk mengajak pelanggan yang ada agar mengunjungi ke tempat lain.
Di Kuwait City pada Selasa malam (21/11/2023) cabang Starbucks, McDonald's dan KFC didapati bahwa semuanya hampir tidak ada pelanggan.
Lalu di Rabat, ibu kota Maroko, seorang pekerja di Starbucks mengatakan jumlah pelanggan menurun secara signifikan pada minggu ini. (Syahra Fauzia)