Bisnis.com, JAKARTA – Wakil Presiden (Wapres) Ma’ruf Amin menegaskan bahwa memasuki usia yang ke-78, perjalanan demokrasi di Indonesia telah melewati berbagai dinamika.
Menurutnya, ada masa-masa sulit yang pada akhirnya dapat terlewati berkat peran pemimpin yang transformatif. Dia menyebut Presiden Ke-3 RI B.J. Habibie.
Hal ini dia sampaikan saat menghadiri Pembukaan Habibie Democracy Forum di hotel Le Meridien, Jakarta Pusat, pada Rabu (15/11/2023).
"Bapak BJ. Habibie memimpin Indonesia pada periode situasi yang sulit karena adanya krisis multidimensi, seperti belum pulih dari krisis moneter pada 1998 dan ancaman perpecahan bangsa. Namun, beliau mampu melakukan transformasi demokrasi yang kita rasakan dampak baiknya sampai sekarang," ujarnya dalam forum tersebut
Wapres Ke-13 RI itu lantas mengungkap, pada masa B.J. Habibie menjabat sebagai Presiden, dia menyelenggarakan pemilu multipartai demokratis pertama kalinya sejak Pemilu 1955.
Dia juga membuka keran kebebasan pers, membebaskan tahanan politik, serta ikut andil dalam amandemen UUD 1945 yang menjadi fondasi demokrasi Indonesia pasca-reformasi.
Menurut Ma'ruf, semua capaian B.J. Habibie tersebut merupakan teladan seorang pemimpin yang transformatif.
"Pemimpin transformatif, bukan hanya pemimpin yang baik, namun terus melakukan perbaikan. Bukan hanya pemimpin yang saleh namun juga muslih, demi tercapainya transformasi yang berkesinambungan," pungkas Ma’ruf.
Sementara itu, Ketua Dewan Pembina The Habibie Center (THC) Ilham Habibie mengatakan bahwa THC menyelenggarakan Habibie Democracy Forum sebagai bagian dari meneruskan visi B.J. Habibie untuk meneruskan semangat demokrasi di Indonesia, serta kawasan.
"Kita tingkatkan kesadaran masyarakat ttg pentingnya nilai2 demokrasi. Kita berbagi perspektif dan memberikan rekomendasi-rekomendasi serta mendorong kerja sama antar pemangku kepentingan," urai putra sulung mendiang B.J. Habibie tersebut.