Bisnis.com, SOLO - Jelang penentuan nomor capres-cawapres, keadaan PDI Perjuangan dan Gibran Rakabuming Raka dinilai mulai memanas.
Keduanya mengklaim bahwa bisa memenangkan perolehan suara di Pilpres 2024 dalam satu putaran saja.
Ketua DPC PDIP FX Hadi Rudyatmo menyampaikan di hadapan ratusan sukarelawan Patriot Ganjar Pranowo, bahwa semua elemen harus mau bergotong royong memenangkan Ganjar-Mahfud.
"Kalau pejuang sejati ya tetap optimistis,” kata dia, dikutip dari Solopos.
Di sisi lain, Gibran juga mengatakan hal yang sama. Wali Kota Solo itu pun meminta pendukungnya untuk menjaga statistik survei agar ia dan Prabowo Subianto bisa memenangkan Pilpres 2024 dalam satu putaran.
"Bapak, Ibu, ini pertarungannya waktunya pendek sekali. Tapi saya yakin dengan semangat Bapak, Ibu semua, saya yakin kita bisa menang satu putaran,” ujar Gibran
Baca Juga
Pada Rabu (8/11/2023), Ketua DPC PDIP Solo F.X. Hadi Rudyatmo menilai ada gerakan intimidasi yang dilakukan untuk partainya.
Hal ini diucapkannya karena sejumlah polisi mendatangi Kantor DPC PDIP Solo. Kejadian ini pun dinilai sebagai hal yang mendiskreditkan PDIP.
Rudy mengatakan bahwa kedatangan sejumlah polisi ke Kantor DPC PDIP Solo adalah tindakan tidak wajar.
"Menurut saya ini hal yang enggak wajar. Karena apa pun yang dilakukan oleh aparatur negara termasuk TNI Polri ASN kalau tidak ada kegiatan, mampir di DPC kan hal yang tidak wajar. Itu bentuk atau membuat opini masyarakat menilai bahwa ada intervensi dari aparatur negara. Sehingga saya sangat mengimbau dan berharap kepada aparatur negara TNI Polri dan ASN ya bertindak netral,” ujar F.X. Hadi Rudyatmo, Rabu, dikutip dari Solopos.
Menjawab hal ini, Gibran pun menjawab dengan nada sindiran bahwa apa yang dilakukan oleh pihak kepolisian sudah adil.
Pasalnya semua kantor DPC parpol yang ada di Solo juga ditangi oleh kepolisian. Sehingga dari ini ia membantah bahwa pemerintah dan pihak kepolisian melakukan intervensi dan intimidasi.
“Semua lokasi kantor-kantor DPC di patroli juga. Partai lain ada masalah gak?” kata Gibran di Balai Kota Solo, Kamis (9/11).
Sebelumnya, tindakan saling komentar dan sindir juga muncul dari keduanya mengenai masalah kartu tanda anggota (KTA) dan sidak kepolisian ke kantor DPC parpol.
Rudy mengatakan bahwa Gibran seharusnya mengembalikan KTA setelah diusung menjadi cawapres Prabowo. Hubungan keduanya pun sudah tutup buku.
Gibran sendiri mengaku sudah meminta izin kepada Puan Maharani ketika ia maju untuk mendampingi Prabowo.