Bisnis.com, JAKARTA - Sekretaris Jenderal DPP PDI Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto mengatakan bahwa trah Soekarno masih sentral dalam roda kepengurusan PDIP.
Hal ini disampaikannya sebagai tanggapan dari pernyataan Guntur Soekarnoputra, putra dari Soekarno yang menyebut bahwa Jokowi sangat mungkin menjadi ketua umum (ketum) PDIP usai lengser sebagai presiden.
"Bagi PDIP, semua ada tahapan-tahapannya. Tahapan saat ini adalah pemilu presiden yang serentak dengan pemilu legislatif," katanya di Gedung DPP PDIP, Menteng, Jakarta Pusat pada Selasa (2/10/2023).
Dia lantas menjelaskan bahwa setelah Pemilu 2024, akan diselenggarakan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) kelima, baru kemudian Kongres PDIP pada 2025.
Dalam periodisasi lima tahunan yang dijelaskannya, Kongres merupakan lembaga pengambil keputusan tertinggi dalam partai, termasuk penentuan ketua umum nantinya.
"Kultur PDI Perjuangan menyerap demokrasi arus bawah, yang menempatkan Bung Karno dan keluarga, khususnya Ibu Megawati tidak hanya sebagai pendiri tapi juga mampu melakukan suatu langkah-langkah konsolidasi kepartaian," kata Hasto.
Baca Juga
Hasto memuji kemampuan Megawati dalam menghasilkan pemimpin-pemimpin yang berkualitas, seperti halnya Jokowi.
"Sehingga terkait dengan ketua umum partai itu sepenuhnya berada di tangan Kongres, di mana dari bacaan yang kami lakukan setelah Rakernas memang menempatkan Ibu Megawati Soekarnoputri sebagai sentral," lanjutnya.
Bahkan dalam masa transisi ke depan, menurutnya, Megawati masih menjadi sosok pemimpin yang mampu mempererat anggotanya, lebih lagi untuk menyambut pemerintahan baru pada 2024 mendatang.
Sebelumnya, Guntur Soekarnoputra menganggap bahwa Jokowi dapat melanjutkan karir politiknya sebagai Ketum PDIP, seraya menyebut bahwa Megawati dapat menjadi Ketua Dewan Pembina.