Bisnis.com, JAKARTA – Perdana Menteri China Li Qiang menegaskan bagi negara anggota Asean untuk tidak menaruh keberpihakan kepada salah satu negara atau blok yang dominan.
Li Qiang menyampaikan cara tersebut menjadi paling efektif untuk menjernihkan kesalahpahaman antarnegara dengan memperkuat perubahan dan meningkatkan rasa saling pengertian dan kepercayaan melalui komunikasi yang tulus untuk menjaga agar perbedaan tetap terkendali.
“Yang penting sekarang adalah menentang memihak satu sisi, menentang konfrontasi blok dan menentang Perang Dingin baru, memastikan bahwa ketidaksepakatan dan perselisihan di antara negara-negara ditangani dengan benar,” ujarnya dalam 26th Asean +3 Summit di Jakarta Convention Center (JCC), Rabu (6/9/2023).
Menurutnya, pertemuan tahunan ini menjadi tindakan nyata dalam mencari kesamaan dan menyelesaikan perbedaan antarnegara. Di samping perbedaan tersebut, Li Qiang mengingatkan negara-negara Asean bahwa ada kepentingan yang lebih besar yaitu perdamaian dan pembangunan di Asia.
Sementara itu, dalam 24th Asean-Republic of Korea (ROK) Summit, Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol sempat menyebutkan bahwa kerja sama trilateral antara Korea Selatan, Amerika Serikat (AS), dan Jepang akan memperkuat Asean.
Utamanya, dalam Maritime Security Cooperation Framework yang akan turut mendukung keamanan dan stabilitas kawasan Asean.
Baca Juga
“Kami telah memprakarsai dialog trilateral Indo Pasifik tahunan dan meluncurkan Maritime Security Cooperation Framework, yang bertujuan untuk mendukung kemampuan keamanan maritim negara-negara kepulauan di Asia Tenggara dan Pasifik,” katanya dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Ke-24 Asean-Korsel, Rabu (6/9/2023).
Sementara itu, dalam Asean +3, Yoon menyatakan bahwa peningkatan hubungan Korea Selatan dan Jepang yang telah membuka pintu baru untuk kerja sama dengan AS dapat menjadi platform yang membuka babak baru dalam kerja sama Asean +3.
Asean dipercaya akan menjadi epicentrum of growth bagi global dengan pencapaian ekonominya yang dalam 10 tahun terakhir, produk domestik bruto (PDB) gabungan negara-negara Asean +3 sebagai bagian dari ekonomi global meningkat dari 24,7 persen menjadi 27,6 persen.