Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Inikah Tanda-Tanda Hubungan China dan AS Menghangat?

Utusan baru China Xie Feng tiba di Washington dalam misi membangun kembali pertukaran dan kerja sama antara China dan AS.
Xie Feng, Duta Besar baru China untuk AS, berbicara kepada media saat ia tiba di bandara JFK di New York City, AS, 23 Mei 2023. REUTERS/Brendan McDermid
Xie Feng, Duta Besar baru China untuk AS, berbicara kepada media saat ia tiba di bandara JFK di New York City, AS, 23 Mei 2023. REUTERS/Brendan McDermid

Bisnis.com, JAKARTA - Utusan baru China untuk Amerika Serikat (AS) Xie Feng tiba di Washington saat hubungan bilateral antara kedua negara mengalami titik terendah dalam lima dekade terakhir.

Xie Feng menduduki jabatannya hanya beberapa hari setelah diumumkan pada akhir Mei lalu. Dia kemudian ke AS untuk menjalankan misinya membangun kembali pertukaran dan kerja sama China-AS.

Dia sebelumnya bertemu dengan Wakil Menteri Luar Negeri Victoria Nuland dan Wakil Menteri Keuangan AS Jay Shambaugh, dua pekan lalu.

Dia juga menuju ke Connecticut untuk merayakan ulang tahun ke-100 negarawan tua Henry Kissinger, seperti dilansir dari CNA, pada Senin (12/6/2023).

Adapun tanda-tanda lain bahwa hubungan kedua negara mulai menghangat, adalah beberapa pertemuan pejabat senior yang juga berlangsung.

Meski begitu, para analis mengatakan masih akan sulit untuk mengelola hubungan China-AS. Selain itu, para analis juga mengatakan Beijing dan Washington semakin berselisih karena tantangan lama seperti Taiwan dan Laut China Selatan semakin dalam, termasuk persaingan teknologi.

Seorang rekanan di think tank AS Pusat Studi Strategis dan Internasional Lily McElwee, mengatakan bahwa menjaga saluran AS-China tetap terbuka menjadi lebih sulit karena mendekati pemilu di AS dan Taiwan.

"Mereka terikat untuk menciptakan beberapa turbulensi dalam hubungan," katanya.

Taiwan menjadi agenda utama Xie Feng saat dia mengambil peran barunya, dan di bandara setelah mendarat di AS dia mendesak orang Amerika untuk bekerja sama dengan China dalam menangani masalah tersebut.

Beijing menganggap Taiwan sebagai provinsi yang memisahkan diri yang akan dikendalikan oleh China daratan, jika perlu dengan paksa.

Sebagian besar negara, termasuk AS, tidak mengakui pulau itu sebagai negara merdeka, meskipun Washington menentang segala upaya untuk merebutnya secara paksa.

Adapun Taiwan telah menjadi salah satu masalah paling sulit dalam perselisihan yang berkembang antara Washington dan Beijing, dalam beberapa tahun terakhir.

Ketegangan China dan AS meningkat setelah kunjungan mantan ketua DPR AS Nancy Pelosi ke Taipei pada Agustus lalu, dan pada April tahun ini, pada saat penggantinya Kevin McCarthy bertemu dengan Presiden Taiwan Tsai Ing-wen di California.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Erta Darwati
Editor : Nancy Junita
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper